DPR mempertanyakan mengenai adanya polemik dalam seleksi Capim KPK yang dilakukan oleh Pansel. Bahkan banyak penolakan terhadap sepuluh orang yang sudah diseleksi tersebut.
Anggota Komisi III DPR, Jacki Uli angkat bicara ihwal adanya tudingan terhadap Pansel tidak independen dalam melakukan seleksi terhadap Capim KPK. Sehingga adanya penolakan dari koalisi masyarakat sipil dan juga KPK.
“Yang kami lihat sekarang, yang beredar di media massa, bahwa tudingan itu ditujukan juga kepada pansel karena pansel ini dianggap ikut menyumbang pembunuhan karakter pada KPK,” ujar Jacki di Gedung DPR, Senin (9/9).
Sehingga bagi Jacki para anggota dewan perlu mendapatkan klarifikasi dari para Pansel KPK, apakah bekerja independen atau tidak dalam menjalankan tugasnya.
“Karena dari tudingan-tudingan yang beredar di media massa ini juga perlu kita perhatikan, karena ini membuat opini nanti,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pansel KPK, Yenti Garnasih mengatakan semenjak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dirinya bersama sembilan koleganya sudah dikritik akan bekerja tidak independen.
“Kami mencoba tidak merasakan itu. Tapi mulai sejak awal, sejak ditentukan nama-nama pansel itu, kita hanya selamat 2-3 jam. Setelah itu semua membully,” kata Yenti.
Bahkan adanya juga yang menyebutkan Pansel yang telah dipilih oleh Presiden Jokowi tidak pantas melakukan seleksi terhadap Capim KPK. Dirinya dianggap tidak mengerti apa-apa tentang pemberantasan korupsi dan sebagainya. Sehingga Yenti mengeluhkan hal tersebut.
“Semuanya dibilang tidak pantaslah, tidak tahu tentang korupsi dan tidak tahu tentang KPK,” katanya.
Bahkan ada yang menuding dirinya adalah staf ahli Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan juga para perwira kepolisian. Padahal itu hanyalah hoaks semata. Dirinya tidak pernah menjadi staf ahli.
“Paling tidak tentang saya itu tidak benar,” tegasnya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima sepuluh nama capim terpilih dari panitia seleksi KPK. Setelah menerima sepuluh nama, mekanisme selanjutnya adalah mengirimkan ke DPR untuk dilakukan fit and propertest. Nantinya capim yang terpilih hanya lima dari sepuluh capim yang diuji kelayakannya.
Berikut ini adalah nama-nama capim KPK yang lulus tersebut adalah :
1. Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata
2. Kapolda Sumsel, Irjen Pol Firli Bahuri
3. Auditor BPK, I Nyoman Wara
4. Jaksa, Johanis Tanak
5. Advokat, Lili Pintauli Siregar
6. Dosen, Luthfi Jayadi Kurniawan
7. Hakim, Nawawi Pamolango
8. Dosen, Nurul Ghufron
9. PNS Sekretaris Kabinet, Robi Arya
10. PNS Kementerian Keuangan, Sigit Danang Joyo
