Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron membeberkan sejumlah fakta terkait kegagalan pemerintah dalam menanggulangi persoalan pangan.
"Fakta harga-harga tidak bisa dikontrol oleh pemerintah saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dari fluktuasi harga sembako naik dimulai bulan Januari lalu. Jadi saat masa transisi kemarin tidak dimanage dengan baik," ujarnya di Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Selain itu, kata dia, DPR selalu memperingatkan pemerintah agar dalam momen-momen tertentu pemerintah harus lebih sigap dan memiliki perencanaan matang.
"Kami peringatkan pada pemerintah saat momentum nasional pemerintah harus lebih siap dari awal, misalnya saat puncak jelang Idul Fitri," tandasnya.
Lebih lanjut Herman juga menyayangkan sikap pemerintah terkait transparansi data yang dianggap kurang memuaskan.
"Pemerintah selalu normatif saat ditanya data. Sehingga kami anggap ini sebuah kelemahan," ungkapnya.
Herman menyebutkan, ada beberapa kelemahan pemerintah dalam mengatur soal pangan. Pertama, manajemen stok dimana permintaan dan penawaran seharusnya bisa diatur.
"Kedua, distribusi. Pengaturan distribusi harus jelas dan harus diperbaiki," ujarnya.
Ketiga, tataniaga belum jelas dan swasembada pun belum jelas.
Selain harga pangan, harga daging sapi juga sempat menyentuh harga Rp 120-130 ribu per kilogram, bahkan harga daging ayam meroket naik Rp 38.000 hingga Rp 40.000 per kilogramnya. Padahal, sebelum mengalami kenaikan, harga daging ayam hanya Rp 25.000 per kilogram.
