Buku seputar skandal Bank Century karya politisi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun kualitasnya dipastikan tidak lebih dari sekedar selebaran.
Buku berjudul 'Sejumlah Tanya Melawan Lupa-Mengungkap 3 Surat SMI Kepada Presiden SBY' yang diluncurkan ke publik 19 Agustus lalu tidak menampilkan hal baru dalam upaya pengungkapan skandal perbankan Rp 6,7 triliun tersebut. Apalagi, keterlibatan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didalamnya ketika masih menjabat presiden pada 2008 lalu.
"Selain kualitasnya selebaran mirip buku GJ Aditjondro (Gurita Cikeas), juga bukan bahasan baru," ujar Ketua Departemen Pemberantasan Korupsi dan Anti Mafia Hukum Partai Demokrat Andi Arief saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (22/8).
Dia menjelaskan, materi-materi yang ditulis Misbakhun dalam buku itu sedianya sudah diketahui banyak orang. Lantaran, pernah juga dibahas dalam Pansus Century di DPR beberapa waktu lalu.
"Karena itu tidak perlu dijawab melalui buku dan tidak perlu dituntut secara hukum," beber Andi.
Meski demikian, Demokrat yang dipimpin oleh SBY tetap menghargai kebebasan berpendapat seseorang. Termasuk pendapat dari Misbakhun yang juga anggota Komisi XII DPR.
"Juga (menghargai) proses politik soal bailout Century yang sudah dilakukan Pansus Century, KPK, kepolisian, dan kejaksaan," jelas Andi.
Lebih jauh, sebagai seorang politisi sekaligus pengusaha, Misbakhun sendiri tidak terlalu suci dari praktik korupsi. PT Selalang Prima International (SPI) yang dimilliknya menurut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pansus melakukan kejahatan berupa penerimaan fasilitas kredit dalam bentuk Letter of Credit (L/C) fiktif dari Bank Century pada 27 November 2007.
"Serta terbukti di pengadilan melakukan tindak penipuan dokumen kredit," tegas Andi yang menjabat Staf Khusus P:residen Bidang Bencana dan Bantuan Sosial era kepemimpinan SBY.
