Partai koalisi Joko Widodo (Jokowi) buka suara terkait tudingan elite Partai Gerindra yang menyatakan koalisinya tak solid. Tudingan itu mencuat lantaran sampai saat ini belum ada nama cawapres yang diumumkan.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menegaskan, saat ini pihaknya sangat solid, tidak seperti yang dituduhkan oleh elite Gerindra.
Justru Arsul mengaku dirinya melihat gelagat ketidaksolidan itu ada di kubu Prabowo Subianto. Terlihat dari pertemuan mereka yang selalu menampilkan mimik muka tegang. Ini menunjukan adanya satu kesepakatan atau deal politik yang belum final.
"Sementara yang saya lihat di foto kalau yang teman-teman di sebelah kan serius-serius mimiknya. Itu tandanya ada banyak checklist yang belum selesai," ujar Arsul di Gedung KPU, Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (7/8).
Menurut Arsul, bukti kesolidan koalisi Jokowi ini salah satunya adalah selalu kompak untuk rapat. Kemudian datang ke KPU saat ini juga kompak. Bahkan mimik mukanya tidak tegang seperti kubu Prabowo Subianto.
"Kalau di sini solid terus. Datengnya bareng-bareng, terus kita ketawa-ketawa," katanya.
Mengenai cawapres Jokowi yang belum diumumkan, menurut Arsul, semuanya sudah selesai dibahas. Namun untuk pengumumannya masih mempertimbangan beberapa hal.
"Nama cawapres Pak Jokowi bukannya belum selesai dibahas, tapi belum diumumkan," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menduga akan muncul poros baru yang lahir dari koalisi Jokowi. Sehingga tidak solid apa yang selama ini diperlihatkan.
Karena kata dia, dua partai besar seperti PKB dan Golkar memiliki cawapres yang diunggulkan. Misalnya seperti Golkar ada nama Airlangga Hartarto dan juga PKB ada nama Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Oleh sebab itu, Ferry menduga Partai Golkar dan PKB bakal membentuk poros baru di Pilpres 2019 mendatang apabila nantinya Jokowi tidak memilih cawapres dari dua partai tersebut.
