Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Faktor Warisan Ahok dan Efek Kinerja Anies Antar Caleg Ini Raih Kursi di DPRD DKI Jakarta

sumber berita , 03-05-2019

Salah besar menyangka Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tamat dalam konstelasi politik setelah masuk bui tersebab kasus penodaan agama.

Setelah bebas, Ahok pada akhirnya kembali berpolitik dan menjadi kader PDI Perjuangan karena ketokohan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri.

Ima Mahdiah merasakan effect Ahok. Sewaktu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ahok meninggalkan bekas positif dari programnya.

Faktor Ahok salah satunya yang membuat Ima Mahdiah dapat limpahan suara yang diprediksi kuat membawanya lolos masuk DPRD DKI Jakarta 2019-2024.

Gadis kelahiran Betawi 27 tahun silam ini berbagi cerita kepada TribunJakarta.com soal sosok Ahok di kantornya, PT Basuki Solusi Konsultindo, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2019).

"Sudah otomatis faktor Pak Ahok memang sangat banyak, karena saya memang dikenal sebagai staf Pak Ahok," kata Ima Mahdiah mengawali ceritanya. 

Alumnus Universitas Paramadina ini maju lewat Dapil DKI Jakarta X meliputi Kecamatan Palmerah, Grogol Petamburan, Kebon Jeruk, Kembangan, dan Tamansari. 

Menurut rekapitulasi hitungan riil internal PDI Perjuangan dan para saksi di tingkat kecamatan, Ima Mahdiah sudah mengantongi suara yang memastikan dirinya lolos.

Setidaknya, kata Ima Mahdiah, PDI Perjuangan akan mendapat empat sampai lima kursi dari Dapil DKI Jakarta X. 

Berdasarkan rekapitulasi suara dari tim internal, Ima Mahdiah mendapat sekitar 20 ribu suara dengan lumbung suara di Grogol Petamburan.

Faktor kedua, Ima Mahdiah mendapat suara menyusul kinerja Gubernur Anies yang dirasa program era Ahok mandeg.

"Banyak warga yang kecewa mungkin dengan adanya gubernur saat ini warga kok merasa pengurusan kok sulit lagi, kayak KJP dan BPJS," ucap dia.

"Ini yang membuat warga kemudian melihat sosok Ahok. Banyak juga warga yang tadinya tidak memilih Pak Ahok merasa menyesal," Ima menambahkan.

Ia menjelaskan banyak faktor yang membuat dirinya mendapat banyak suara, tapi faktor Ahok sudah otomatis.

"Bahkan ada warga yang bertanya apakah Pak Ahok akan menjadi gubernur lagi. Tapi saya jelaskan saya enggak bisa tahu soal itu," kata dia.

Incar Komisi Pendidikan dan Kesehatan

Menanggapi keluhan warga di dapilnya, kelak sudah dilantik sebagai anggota dewan Ima Mahdiah mengincar Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat yang meliputi masalah pendidikan dan kesehatan.

Ima Mahdiah mengaku pernah merasakan pengalaman betapa sulitnya mengurus anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan dana besar untuk berobat.

"Almarhum bapak saya dulunya itu harus rutin cuci darah. Jadi saya sempat ngerasain enggak enak nih kalau sakit enggak ada BPJS atau dipersulit," kenang dia.

Pun dengan pendidikan, Ima Mahdiah tak mau ada warga Jakarta yang putus sekolah hanya karena tak ada biaya.

Mengaca pada pengalamannya selama lima tahun menjadi staf Ahok juga membuatnya paham atas permasalahan pendidikan dan kesehatan warga tak mampu.

"Dulu saya sebagai staf pribadi Pak Ahok. Kalau ada keluhan warga soal pendidikan, kesehatan dan banjir pasti masuknya ke saya. Jadi saya bersyukur saya udah terbiasa menghadapi keluhan itu," kata Ima Mahdiah.

Selain akan meneruskan kembali program Ahok yang dianggap mandek di era Anies, Ima Mahdiah akan mengeluarkan terobosan baru, yakni fokus memberikan kacamata baca kepada para lansia.

Lagi-lagi, gagasan itu muncul dari pengalamannya yang rutin blusukan menyerap aspirasi warga yang ditemuinya.

Terkait 100 hari pertama masa kerjanya setelah dilantik nanti, Ima Mahdiah mengatakan akan mengawasi soal pembahasan APBD Perubahan.

Ia akan memastikan seluruh angggaran yang ada akan digunakan untuk membantu warga Jakarta.

"Setelah saya masuk pengen kita sortir semua karena fokus saya di pendidikan, kesehatan dan lansia," kata Ima Mahdiah.

Peran Ahok jaga suara Jokowi-Ma'ruf

Diam-diam Ahok memiliki peranan dalam mengamankan suara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Maruf Amin di Jakarta.

Hal tersebut disampaikan langsung staf Ahok, Ima Mahdiahh kepada TribunJakarta.com, Rabu (1/5/2019).

Awalnya Imah Mahdiah mengatakan komunikasinya dengan Ahok tetap berjalan lancar meski mantan suami Veronica Tan itu pergi liburan ke Jepang.

"Kita masih sering komunikasi meski bapak di luar negeri," ucap Ima Mahdiah kepada TribunJakarta.com, Rabu (1/5/2019).

Ima Mahdiah mengaku selalu menyampaikan beragam informasi yang terjadi kepada Ahok.

"Kami juga sampaikan hari ini ada info ada, bapak tanya ini siapa. Jadi kita enggak benar-benar putus kontak. Enggak mesti juga komunikasi sampai benar-benar menunggu dia pulang (dari Jepang)," tutur Imah Mahdia.

Ima Mahdiah kemudian membeberkan peranan Ahok dalam mengawal suara Jokowi-Maruf Amin.

Ahok rupanya memberikan semangat kepada saksi-saksi penjaga suara Jokowi-Maruf Amin di Jakarta khususnya Barat melalui video.

Pasalnya menurut Imah Mahdia pekerjaan sebagai saksi pemilu sangatlah berat dan membutuhkan motivasi.

Imah Mahdia menjelaskan para saksi itu bekerja mulai dari jam 9.00 WIB sampai 02.00 dini hari.

Tak cuma mengawal suara Jokowi-Maruf Amin saksi tersebut juga mengawasi perhitungan suara milik Ima Mahdiah.

"Saya minta video dari bapak karena saksi dari kecamatan kan kerjanya berat. Dari jam sembilan pagi sampai jam dua untuk jagain suara Jokowi-Amin dan suara aku di Jakarta Barat," jelas Ima Mahdiah.

Ima Mahdiah mengatakan sebagian besar saksi tersebut adalah pendukung militan Ahok.

Ia mengungkapkan setelah mendapatkan video penyemangat dari Ahok, para saksi tersebut kembali giat mengawal perhitungan suara.

"Para saksi ini kebanyakan Ahokers. Ada di antara mereka yang kecewa Pak Ahok 2014 enggak terpilih lagi, terus jadi saksi Jokowi- Maruf Amin dan saya sampai tingkat kecamatan di Jakbar.

Setelah mendapat video dari Pak Ahok mereka mulai semangat lagi. Videonya saya naikin di Instastory saya kemarin," tutur Ima Mahdiah.

Ima Mahdiah kemudian menceritakan sempat terjadi peristiwa mengecewakan saat rekapitulasi suaranya di tingkat kecamatan di Jakarta Barat.

Ia mengaku perolehan suaranya ditulis tak sesuai dengan lembar C1.

"Ada beberapa kejadian saat rekapitulasi suara saya di tingkat Kecamatan. Kayak misalkan suara saya itu tertulis 20, suara di dekat saya 2. Suara saya jadi 0 dan suara dekat saya jadi 22. Jadi saksi harus pelototi," tulis Ima Mahdiah.

Suara di dekat saya 2 , jadi saya jadi 0 suara sekat saya jadi 22

Ima Mahdiah juga menceritakan saksinya dan Jokowi-Maruf Amin hanya diberikan makan siang saja.

Walau begitu menurut Ima Mahdiah mereka sangat bersemangat dalam mengawal perhitungan suara.

"Walaupun kita cuma kasih mereka para saksi makan siang mereka semangatnya semangat 45.

Jadi di Jakbar ini ada lima kecamatan. Tapi banyak teman-teman saya kirim makan untuk para saksi di lima kecamatan. Kita juga sering ingatkan jangan lupa makan. Kita kasih tahu untuk jaga kesehatan.

Saksi saya shift-shiftan. Saya punya dua lapis," jelas Ima Mahdiah

 

Diposting 03-05-2019.

Dia dalam berita ini...

Ima Mahdiah

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta 2019-2024