Keinginan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah agar Prabowo Subianto menjelaskan secara gamblang kasus penculikan aktivis pada tahun 1998 direspons positif.Usulan Fahri dinilai dapat mengungkap secara jelas peristiwa yang selama ini selalu dikaitkan dengan sosok Prabowo.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo menilai rekonsiliasi dan kebenaran itu penting."Bagus juga kalau PS (Prabowo Subianto-red) membuka apa adanya. Sehingga masyarakat tahu apa yang terjadi sebenarnya," ujar Drajad kepada SINDOnews, Rabu (12/6/2019).
Kendati demikian, Drajad menyerahkan kepada Prabowo untuk mengabulkan keinginan Fahri atau tidak.
Sebelumnya, melalui Twitter, Fahri mengungkapkan keinginannya agar Prabowo membuka semua tentang kasus penculikan aktivis 1998. Apalagi, media saat ini yang kembali mengangkat kisah Tim Mawar dari Kopassus yang dikaitkan dengan peristiwa tersebut.
"Kalau saya jadi Pak Prabowo, ini waktunya bicara. Sudah cukup 21 tahun diam soal-soal yang dituduhkan kepadanya. Undang media, buka semua kejadian di masa lalu. Agar publik mendapat pencerahan dari prinsip liput kedua sisi (cover both side). Ini PR Pak prabowo," kata Fahri melalui akun Twitternya, @Fahrihamzah, Selasa (11/6/2019).
Menurut Fahri, kisah Tim Mawar yang kembali diangkat oleh media menjelang sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) membuat publik tidak dapat membaca semua sisi dari Prabowo.
Tidak hanya kepada Prabowo, Fahri juga meminta orang dekat Prabowo yang dianggap sebagai korban penculikan seperti Andi Arief, Pius Lustrilanang, Desmond J Mahesa juga mengungkap pengalamannya.