Dalam sepekan ini, 15 delegasi Kongres Rakyat Nasional Tiongkok yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Tiongkok, Ji Bingxuan, mengadakan kunjungan diplomasi ke Indonesia. Salah satu agenda kunjungan ke Indonesia mengadakan pertemuan dengan Pimpinan MPR RI. Kedatangan mereka di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 21 Juni 2019, langsung diterima oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan. Di Ruang Delegasi Lantai 2, Gedung Nusantara V, para anggota parlemen tertinggi Tiongkok itu diterima Zulkifli Hasan yang didampingi empat Wakil Ketua MPR: Mahyudin, E. E Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, Oesman Sapta, serta para Pimpinan Fraksi MPR.
“Assalamu’alaikum, selamat pagi,” ujar Zulkifli Hasan. “Atas nama pimpinan MPR, mengucapkan selamat datang kepada para delegasi Parlemen Tiongkok di Indonesia,” tambahnya.
Menurut Zulkifli Hasan, hubungan kedua negara sangat penting dan telah terjalin sejak lama. Hubungan kedua negara, disebut oleh pria asal Lampung itu, sejak masa Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan pemerintahan selanjutnya.
Kehadiran mereka diharapkan dapat meningkatkan hubungan antarparlemen dan juga hubungan antarpemerintahan dan masyarakat. “Kita mendukung kerja sama dalam berbagai bidang ditingkatkan,” paparnya. Disampaikan kepada para tamunya itu, dulu Ketua Kongres Rakyat Tiongkok pernah datang ke MPR dan melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia.
Zulkifli Hasan lalu menceritkan, MPR juga pernah melakukan kunjungan ke Tiongkok dan di sana disambut dengan baik. Bagi dirinya, negeri itu bukan sesuatu yang asing. Sejak tahun 1984, sudah mengunjungi negeri yang memiliki banyak tujuan wisata itu.
Saat ini, banyak wisatawan dari Tiongkok yang berlibur ke Indonesia. Mereka datang ke Bali, Yogyakarta, Lombok, serta tempat wisata lain seperti di Manado dan Sulawesi Utara. Membanjirnya wisatawan dari negeri tirai bambu ke Indonesia sebab pemerintah Indonesia menerapkan bebas visa.
Menanggapi hal yang demikian, Mahyudin berharap pemerintah Tiongkok memperlakukan hal yang sama, yakni bebas visa bagi orang Indonesia. Mahyudin sepakat hubungan kedua negara dalam dunia pariwisata ditingkatkan. “Salah satu caranya pemberlakuan bebas visa bila hendak ke Tiongkok,” ucapnya. “Saya ingin kebijakan bebas visa untuk orang Indonesia diberlakukan,” tambahnya.
Di tengah isu ketidakadilan bagi Muslim Uighur, dalam kesempatan tersebut, Hidayat Nur Wahid mengatakan Indonesia adalah negara yang penuh toleransi. Semua agama, termasuk Konghucu, bebas menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan. “Indonesia adalah negara yang penuh toleransi di mana keberadaan semua agama dihormati,” paparnya. Untuk itu dirinya mengharap keberadaan umat Muslim di Tiongkok juga diperlakukan hal yang sama, diberi kebebasan untuk melakukan ibadah.
Dalam kesempatan tersebut, Ji Bingxuan menyampaikan banyak hal kepada para pimpinan MPR. Yang pertama, pria kelahiran Mengji, Henan, itu mengucapkan terima kasih kepada para pimpinan MPR yang telah meluangkan waktu demi menerima dan menyambut kedatangannya. “Terima kasih atas sambutan yang hangat,” tuturnya.
Diungkapkan Ji Bingxuan, dirinya baru kali pertama berkunjung ke Indonesia. Ia menyebut menginap di salah satu hotel dengan kamar berada di lantai paling atas. “Dari kamar tempat menginap saya melihat gedung-gedung tinggi yang ada di Jakarta,” ujarnya.
Dengan banyaknya gedung tinggi, Ji Bingxuan menyebut Jakarta kota metropolitan modern. Dirinya dari kamar menginapnya melihat sarana-sarana olahraga untuk menyelenggarakan Asian Games 2018. “Jakarta sangat mengesankan,” pujinya. Apa yang ada di Jakarta, menurutnya, menunjukkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat baik.
Dirinya menegaskan bahwa kedatangannya untuk meningkatkan hubungan kedua negara dalam berbagai bidang. Perdagangan kedua negara akhir-akhir ini meningkat. Ji Bingxuan berharap produk-produk Indonesia banyak masuk ke negaranya guna menyeimbangkan perdagangan. “Pintu Tiongkok terbuka untuk produk-produk Indonesia,” ungkapnya. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dirinya juga mendorong para pengusaha di negaranya melakukan investasi di Indonesia.
Apa yang disampaikan oleh Hidayar Nur Wahid dalam kesempatan itu ditanggapi oleh Ji Bingxuan. Menurutnya Tiongkok menghormati keberadaan ummat Islam yang ada di sana. “Kami menghormati peradaban Islam, peradaban Islam sangat penting di dunia,” paparnya. “Di Tiongkok, umat Islam diberi kebebasan melakukan ibadah,” tambahnya.