Toko Swalayan Giant yang sahamnya dimiliki oleh PT Hero Supermarket Group Tbk kembali menutup enam gerai tokonya yang berada di Jabodetabek. Dengan penutupan gerai tersebut, diperkirakan hampir 300 karyawan kini nasibnya masih belum jelas oleh pihak perseroan.
Ditanya hal itu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengaku belum mengetahui kabar penutupan 6 toko swalayan yang dimiliki Hero Grup tersebut. Kendati demikian, Hanif menyatakan akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke timnya di Kemenaker. Tentunya, mengenai nasib karyawan yang terancam di PHK oleh perseroan.
“Aku belum cek. Nanti saya harus cek terlebih dahulu karena baru datang,” kata Hanif di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (24/6).
Biasanya, kata Hanif, setiap tahun pihaknya akan menerima laporan mengenai jumlah PHK yang terjadi di Indonesia. Dari laporan itu, juga akan dijabarkan mengenai nasib karyawan yang telah ditangani atau belum ditangani oleh perseroan.
“Yang ini (laporan PHK dari PT Hero) belum. Karena saya baru datang sehingga harus dicek dahulu,” tuturnya.
Hanif mengatakan, fenomena banyaknya bisnis sektor ritel yang mulai tutup disebut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi di Indonesia yang masif. Namun bagi dia, perkembangan teknologi tetap memiliki nilai plus dan minus terhadap penyerapan pekerjaan.
“Secara umum perkembangan teknologi yang tumbuh sangat masif pasti akan berdampak terhadap pengurangan pekerja disejumlah sektor, tapi sekaligus akan menciptakan kesempatan-kesempatan kerja yang baru. Antara yang hilang dan tumbuh akan muncul,” tuturnya.
Karena itu, Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyarankan masyarakat Indonesia untuk menyiapkan skill yang baik untuk menghadapi tantangan perubahan teknologi. Dengan skill yang mumpuni itu, para karyawan yang kehilangan pekerjaan akan mudah mendapatkan pekerjaan yang baru.
“Kuncinya di skill itulah kenapa pemerintah fokus betul kepada upaya mempersiapkan skill ini. Semacam kapasitas perlindungan diri karena kita sadar betul bahwa angkatan kerja kita didominasi lulusan SD SMP. Kalau pendidikan rendah pasti menghadapi PHK juga berat,” pungkasnya.
