Ketua MPR Untuk Golkar, Imin: Silakan...

sumber berita , 03-08-2019

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tak lagi ngotot menduduki kursi Ketua MPR. Ia tak mau rebutan dengan Golkar yang mengklaim kursi tersebut jatah mereka. Kata dia, kalau ada sosok yang lebih baik dari dirinya, silakan ambil saja.

Cak Imin mengatakan, wajar semua partai mengincar kursi Ketua MPR. Itu sah-sah saja. “Nanti kita lihat figur ketua yang paling pas, saya sih silakan saja kalau ada yang lebih baik dari saya, saya enggak ada masalah, tetapi kalau lebih baik saya, kenapa bukan saya, kan kira-kira begitu,” paparnya di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Namun eks Menakertrans itu menepis klaim Golkar yang sudah mendapat lampu hijau dari partai koalisi Jokowi-Ma’ruf. Kata dia, sampai saat ini belum ada kesepakatan soal kursi Ketua MPR.

“Kita sudah bersepakat akan didiskusikan lebih matang, lebih detail lagi, terus menerus didiskusikan sampai tuntas pada 1 Oktober, tetapi sampai hari ini, formula detailnya belum, siapa ketua, siapa  wakil, belum,” tukas Cak Imin.

Senada dikatakan politikus PPP, Arwani Thomafi. Menurutnya, siapa yang akan menjabat Ketua MPR sebaiknya di lakukan secara musyawarah. “Berkumpul di satu meja, selesaikan secara musyawarah. PPP terbuka dengan cara itu,” kata Arwani, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Ia menyadari, kursi Ketua MPR memang seksi. Hanya  saja, lanjut dia, jangan sampai gara-gara memperebutkan kursi, kemudian memperpanjang masalah polarisasi di masyarakat. “Kalau awalnya sudah ribut, peran MPR sebagai rumah kebangsaan menjadi jauh,” ucapnya.

Pengamat politik dari CSiS, J Kristiadi mengatakan, jabatan Ketua MPR sebenarnya biasa saja. Kedudukannya sama dengan anggota. Namun, Ketua MPR memiliki perangkat protokoler secara lengkap. Keistimewaan ini yang membuat jabatan ini diperebutkan. “Karena bisa dekat dengan presiden, wakil presiden, bisa bicara apa saja. Tetapi, Ketua  MPR secara kelembagaan ya bukan komandan,” kata Kristiadi, kemarin.

Karena itu, dia berharap sosok Ketua MPR harus dipilih dengan bijaksana. Jangan sampai salah pilih. Sosoknya harus bijaksana dan diterima semua pihak. “Ketua itu orang yang bijak, acceptable, berwibawa, bermartabat,” ungkapnya. Selain itu, menurut dia, sosok Ketua MPR harus bisa memberikan rasa nyaman kepada semua anggota MPR dan menyusun agenda benar.

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo. Kata dia, Ketua MPR harus memiliki jiwa negarawan. Juga mampu menyerap dinamika kehidupan bangsa dan keahlian dalam mengolah kompleksitas kehidupan. Semua partai politik, diminta menempatkan kader terbaik yang dapat memimpin lembaga MPR. “Jangan salah pilih. Jangan demi kepentingan politik  pragmatis bagi kekuasaan semata-mata,” tuntasnya.

Sebelumnya,Golkar mengklaim posisi Ketua MPR adalah jatah mereka. Wasekjen Golkar Dave Laksono menyebut koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf telah membuat kesepakatan menyerahkan kursi Ketua MPR kepada Golkar.

Dia bilang kesepatan itu sudah dibuat sebelum pemilu. Diabmengingatkan, Golkar memang yang paling pantas menduduki kursi tersebut. Sebab, partai beringin itu menduduki posisi kedua perolehan  kursi di DPR pada pemilu lalu. “Dari awalnkan dealnyabbegitu. Ya sepatutnya Golkarlah,”  kata Dave, Kamis lalu.

Golkar pun sudah menyiapkan sejumlah nama untuk mengisi kursi Ketua MPR. Beberapa di antaranya adalah Aziz Syamsuddin, Agun Gunandjar, Kahar Muzakkir, dan Bambang Soesatyo.

Diposting 06-08-2019.

Mereka dalam berita ini...

Bambang Soesatyo

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 7

Kahar Muzakir

Anggota DPR-RI 2019-2024
Sumatera Selatan 1

Azis Syamsuddin

Anggota DPR-RI 2019-2024
Lampung 2

Agun Gunandjar Sudarsa

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Barat 10

Moh. Arwani Thomafi

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 3