Komisi V DPR RI memberikan dukungan terhadap pembangunan secara terpadu sistem transportasi kereta bandara Adi Soemarmo di Solo, Jawa Tengah, yang saat ini masih dalam progres pembangunan. Rencananya transportasi terpadu kereta bandara ini akan diresmikan pada Oktober mendatang. Namun Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis memberikan sejumlah catatan terhadap pembangunan sistem transportasi ini.
“Angkasa Pura saat menjalankan proses pembangunan untuk melakukan kalkulasi dengan melibatkan semua komponen perguruan tinggi yang ahli dan memahami transportasi, agar kereta yang akan dioperasikan bulan depan bisa betul-betul bermanfaat dan dapat dirasakan masyarakat,” ungkap Fary usai memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meninjau infrastruktur kereta Bandara Adi Soemarno, Solo, Jateng, Kamis (5/9/2019).
Politisi Partai Gerindra ini mencontohkan, ada pembangunan infrastruktur di berbagai tempat, seperti LRT di Kota Palembang, namun tidak diperhitungkan manfaat dan kapasitas penumpangnya. Sehingga sampai sekarang penumpangnya makin sepi, bahkan rugi dan sekarang mendapatkan subsidi dari pemerintah untuk biaya operasionalnya. Untuk itu ia menekankan kejadian seperti itu jangan terulang lagi.
Selain itu, Komisi V DPR RI mendorong pembangunan jalur kereta ini satu rangkaian dengan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Yogyakarta, sehingga bisa terintegrasi ke berbagai daerah lain. “Komisi V akan membahas lebih lanjut dengan Dirjen Kereta Api, sehingga dana yang kita berikan kurang lebih Rp 600 miliar bisa digunakan sesuai prosedur. Dan jika ada tambahan yang dibutuhkan, kita akan tambahkan,” imbuhnya.
Legislator dapil Nusa Tenggara Timur (NTT) II ini berharap di sisa waktu satu bulan penyelesaian sampai pada waktunya peresmian, pembangunan ini bisa melibatkan orang-orang yang memahami infrastruktur pembangunan dengan matang. Sehingga pembangunan tersebut pada saat diresmikan bisa berfungsi dengan baik dan bisa dirasakan oleh masyarakat.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi V DPR RI Sudjadi meminta Kereta Api Indonesia, Angkasa Pura dan kalangan akademisi dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret Solo dan ahli transportasi untuk bersinergi melalui Forum Group Discussion (FGD). Sehingga apapun dari kebijakan pemerintah bisa dipertanggungjawabkan. Ia pun berharap jalur kereta api di Solo Balapan sampai dengan Bandara Adi Sumarmo nantinya bisa dirangkai dengan kereta pariwisata yang menuju ke Yogyakarta.
“Saya menginginkan fungsi Bandara Adi Soemarmo dan fungsi Bandara Yogya Baru (NYIA) diharapkan bisa menjadi akses utama bagi pariwisata, baik wisatawan domestik maupun luar. Oleh karena itu diharapkan nantinya peran bandara dengan peran tol dan kereta api bisa bersinergi , sehingga wisatawan bisa merasakan perjalanan dengan nyaman,” harap politisi PDI-Perjuangan itu.
Sementara itu, Direktur Prasarana Perkeretaapian Heru Wisnu Wibowo menjelaskan pembangunan Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo sepanjang 13,5 kilometer menghubungkan Kota Solo melalui Stasiun Solo Balapan, ke Bandara Internasional Adi Soemarmo yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.