Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengharapkan polemik antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan PB Djarum segera berakhir. Legislator Gerindra itu menyarankan kedua belah pihak bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik.
"Kalau menurut saya itu semestinya bisa dimusyawarahkan," kata Fadli kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/9).
Polemik antara kedua pihak itu mencuat setelah PB Djarum menyetop penyelenggaraan audisi umum calon penerima beasiswa bulu tangkis di Purwokerto. Keputusan itu merupakan respons PB Djarum atas KPAI yang menduga audisi tersebut mengandung unsur eksploitasi terhadap anak-anak.
Fadli memahami dilema yang dihadapi kedua belah pihak. Di satu sisi, PB Djarum punya peran besar dalam membina bibit-bibit atlet bulu tangkis.
Namun, peran besar PB Djarum itu berpotensi menghadirkan sisi negatif karena perkumpulan bulu tangkis itu lekat dengan salah satu merek rokok. "Jadi semestinya bisa dimusyawarahkan dengan cara yang lebih halus supaya tidak ada konflik antara olahraga dan kesehatan," ungkap dia.
Menurut Fadli, masih terdapat cara lain agar konflik KPAI dengan PB Djarum tidak berujung pada penghentian audisi umum beasiswa. Misalnya, audisi tetap berlanjut tanpa mencantumkan perusahaan rokok yang menjadi sponsornya.
"Ya secara realistis negara masih butuh sponsor, kan. Mungkin bisa dengan tidak terlalu menonjolkan iklan rokoknya," ungkap dia.