Politikus Partai Golkar Yahya Zaini menilai, Airlangga Hartarto lebih punya peluang untuk kembali terpilih menjadi Ketua Umum Golkar ketimbang Bambang Soesatyo. Alasannya, Airlangga bisa membuat Golkar bangkit dan menjadi partai pemenang pemilu kedua pada Pemilu 2019.
"Airlangga punya peluang lebih besar. Alasan, terbukti berhasil menjaga posisi Golkar sebagai pemenang kedua, di tengah badai dahsyat dan citra partai yang terpuruk serta persiapan pemilu yang hanya 14 bulan," kata Yahya kepada merdeka.com, Selasa (17/8/2019).
Menurutnya, Airlangga punya kepemimpinan kuat menggerakan mesin partai dan potensi semua kader serta caleg Golkar hingga bisa bertahan. Kemudian, Menteri Perindustrian itu punya visi besar membangun partai.
Contohnya, Ketua Umum Golkar itu akan membuat partai beringin sebagai centre of excellence bagi partai politik.
Dia menambahkan, Airlangga juga mampu mengelola partai secara modern sesuai dengan perubahan industri jilid 4.0. Yahya juga menilai Airlangga paham bagaimana mendekati serta memajukan kaum milenial.
"(kemudian) dekat dan dipercaya Presiden Jokowi. Sebagai pembantu Presiden, Beliau dipercaya dan sukses mengemban tugas Menperin. Sesama alumni UGM, punya chemistry dengan Pak Jokowi," ucap Yahya.
Dia menambahkan, Airlangga punya dukungan yang besar dari daerah. Kata dia, 92 persen pengurus Golkar daerah terbukti sudah resmi mendukung Airlangga secara tertulis dan fisik.
"Sebagai incumbent punya peluang untuk mengatur irama munas," tandas Yahya Zaini.
Saling Mengumpulkan Pendukung
Internal Partai Golkar kembali bergejolak ketika jadwal Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih ketua umum baru semakin dekat. Kader-kader terbaik dan terkuat partai beringin pun berlomba-lomba untuk menduduki kursi Golkar I.
Jika sebelumnya polemik perebutan kursi Ketua Umum terjadi pada antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Kini giliran Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan Wakorbid Pratama Partai Golkar yang juga Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Mereka sekarang tengah berusaha menarik dukungan para kader Golkar untuk bisa memenangkan pemungutan suara di Munas. Dua tokoh itu memang harus mendapatkan dukungan dari anggota DPD I dan DPD II sebagai pemegang hak suara pemilihan ketua umum.
Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet sebelum mendeklarasikan diri maju dalam bursa Ketua Umum Golkar sudah mengumpulkan tandatangan dari setiap DPD I dan DPD II. Beberapa petinggi DPD I dan DPD II bahkan ada yang dipecat dari jabatannya karena mendukung Bamsoet.
Tak mau kalah, Airlangga juga terus mengumpulkan pendukungnya. Dia juga kerap menghadiri acara deklarasi dukungan dari kader DPD serta mengklaim dukungan untuknya menjadi ketua umum sudah mencapai 92 persen.
Hingga kini, proses mencari dukungan yang loyal dari DPD I dan II dari dua tokoh itu masih terus bergulir dengan berbagai macam cara. Bahkan Airlangga membiarkan anggota DPD Golkar Jawa Barat menyatakan dukungannya untuk mendukung Airlangga maju lagi sebagai ketua umum menggunakan Alquran.