Gerakan Pemuda Ansor benar-benar menjalani titah dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Ormas itu tidak hanya mengambil peran di akar rumput, tapi juga menyoroti kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, saat ini sejumlah BUMN mengalami stunting alias tidak berkembang akibat situasi perekonomian yang lesu. “BUMN kita tidak berkembang karena tidak ada sinergitas antar-BUMN. Akibatnya, banyak BUMN yang merugi dan salah kelola. Mayoritas BUMN terkena stunting, tidak tumbuh besar, tidak naik kelas,” ujar Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta, Kamis (5/12).
Pria yang biasa disapa Gus Yaqut itu mengatakan, berdasar pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir keuntungan perusahaan pelat merah pada tahun ini sebesar Rp 210 triliun. Sayangnya, keuntungan tersebut sebagian besar hanya dihasilkan oleh 15 perusahaan BUMN. Umumnya BUMN itu bergerak di sektor perbankan, telekomunikasi, minyak dan gas. “Padahal jumlah BUMN 142. Hanya 15 perusahaan yang berkembang. Sisanya mengalami stunting, layu, tidak berkembang, bahkan merugi,” sambung Gus Yaqut.
Dia menyebut, selama empat tahun terakhir pemerintah terus menyuntikkan modal untuk meningkatkan kinerja BUMN. Dalam empat tahun terakhir, penyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN mencapai Rp 105,5 triliun.
Dia mengatakan, untuk membuat BUMN menjadi besar harus ada transparansi yang didasarkan pada sistem. Salah satu caranya melalui Initial Public Offering (IPO).Jika BUMN sudah IPO, mereka ada kewajiban melakukan laporan berkala, sekaligus dapat meningkatkan sense of belonging dari masyarakat terhadap BUMN.
“Begitu BUMN sudah mulai berumur panjang, membesar dan transparan, maka harus bisa berkembang lagi. Bukan cuma jago kandang, tapi jadi jagoan kelas dunia, bertarung di kancah global.
Sebelumnya, GP Ansor bersilaturahmi dengan Wapres KH Ma’ruf Amin di Sekretariat Wapres, Rabu (4/12). Dalam pertemuan itu, Ma’ruf meminta Ansor mengambil peran-peran kerakyatan sesuai dengan basis massa Nahdlatul Ulama (NU).
Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Yaqut Cholil Qoumas. Dalam pertemuan hampir setengah jam itu, kedua pihak membicarakan sejumlah hal. “Soal situasi politik, sosial keagamaan, hukum dan ekonomi syariah, serta komitmen pada UMKM,” terang Yaqut setelah pertemuan. Prinsipnya, Ansor diminta ikut berkontribusi dalam pemerintahan saat ini.
Ada tiga bidang utama bagi Ansor untuk berkontribusi. Yaitu, pencegahan terorisme dan radikalisme. Kemudian, pengembangan UMKM. Terakhir, upaya mengurangi pengangguran. Tiga hal tersebut paling dekat dengan masyarakat saat ini sehingga perlu pendekatan yang lebih intensif.