Anggota Komisi VII DPR RI Rudy Mas'ud menjelaskan elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Timur, baik di kabupaten dan kota, khususnya kota madya telah terpenuhi hampir 99 persen. Namun, dia menyayangkan untuk kabupaten rasionya sangat tidak sebanding. Karena Kaltim punya wilayah yang sangat luas sehingga ada beberapa daerah belum terpenuhi. Rasio elektrifikasinya kurang lebih sekitar antara 87 persen sampai 90 persen.
"Yang kami sayangkan, di daerah Kutai Kartanegara, Kubar dan Mahulu ini daerah penghasil energi tapi tidak mendapat kesesuaian elektrifikasinya. PLN harus bekerja lebih keras lagi agar semua tersalur listrik. Mengingat Bangsa ini sudah 74 tahun merdeka ini adalah hak seluruh rakyat indonesia mendapatkan penerangan dari PLN," papar Rudy di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (18/12/2019).
Ia menyarankan agar daerah terluar, terdepan, terjauh bisa diberikan energi yang sifatnya terbarukan. Dia mencontohkan seperti sel surya atau solar cell yang prinsip kerjanya mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek photovoltaic. Sehingga daerah terisolir tersebut dapat teraliri listrik 24 jam penuh.
"Hanya 6 jam atau maksimum 12 jam, daerah jauh dan daerah pesisir, seperti daerah Kutai Kartanegara, Kubar, Mahulu, termasuk daerah Kutai Timur di Sangata," ungkap politisi dapil Kalimantan Timur itu.
Menurutnya solar cell merupakan energi paling potensial di Kaltim yang terletak di garis katulistiwa. Tapi dia menyarankan pemanfaatan energi matahari sebaiknya menggunakan teknologi yang paling mutakhir. "Ini yang paling efektif, hanya saja sebaiknya tidak menggunakan teknologi yang murah, harus menggunakan teknologi yang terbaik," ujar Rudy.
Dia juga menyarankan agar PLN berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Suber Daya Mineral (ESDM), agar bisa memperhatikan daerah terluar, karena meraka adalah warga negara Indonesia yang juga berhak merasakan kehadiran negara dengan memenuhi kabutuhan dasar berupa alira