Agar tidak berlarut-larut merugikan masyarakat Bawean. DPRD Gresik bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik bersama direktur RSUD Umar Mas’ud mencari jalan keluar permasalahan di RSUD Umar Masud.
Sudah ada tiga opsi solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang akan diterapkan.
Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani menuturkan ada opsi jangka pendek yakni penugasan dokter spesialis ke RSUD Umar Mas’ud dari Provinsi Jatim di tahun 2020.
Direncanakan pada bulan Februari nanti, ada 3 dokter spesialis yakni spesialis penyakit dalam, spesialis anestesi dan kandungan. Bahkan, dokter spesialis tersebut kontraknya hingga akhir tahun 2020.
“Untuk satu tahun ini pada bulan Februari aman,” kata dia, Kamis (16/1/2020).
Kadinkes Saifudin Ghozali dalam hearing dengan Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani dan Komisi IV DPRD Gresik,mengatakan surat penugasan juga telah ditandatangani langsung oleh Kadinkes Provinsi Jawa Timur.
“Satu Jum’at (16/01) ini, kami menandatangani perjanjian dengan Dinkes Provinsi Jatim untuk penugasan dokter spesialis ini,” terangnya.
Opsi kedua yaitu opsi jangka menengah, Dinkes Gresik meminta ada rekrutmen CPNS bagi dokter spesialis untuk menjadi dokter spesialis tetap di RSUD Umar Mas’ud. Juga, melakukan rotasi bagi dokter spesialis di RSUD Ibnu Sina untuk bertugas minimal 2 bulan sekali di RSUD Umar Mas’ud.
“Kami juga diwanti-wanti oleh Dinkes Provinsi Jatim agar tak ketergantungan. Sebab, pada tahun 2021, tak dijanjikan ada penugasan dokter spesialis di Pulau Bawean,” terangnya.
DPRD Gresik menambahkan untuk opsi jangka menengah, Dinkes Gresik menaikkan insentif daerah bagi dokter spesialis yang bertugas di Pulau Bawean. Sebab, insentif daerah juga merangsang dokter spesialis bersedia ditugaskan di kepulauan. Dari RP 20 juta ditambahi lagi.
“Pendidikan dokter spesialis juga membutuhkan biaya besar, insentif perlu ditambah untuk kesejahteraan doker,” tambah Ketua Komisi IV, Muhammad.
Terakhir, opsi jangka panjang, membuat program beasiswa penuh dokter spesialis. Program dikgususnya bagi dokter umum asli putra Bawean dengan perjanjian. Sehingga, setelah menjadi dokter spesialis, ditugaskan khusus di RSUD Umar Mas’ud.
“Nanti coba dihitung kebutuhan anggarannya. Sekolah dokter spesialis bagi warga Bawean. Termasuk naikkan insentif daerah bagi dokter spesialis di Pulau Bawean. Bila perlu, insentif daerah sebesar Rp 50 juta perbulan,” timpal Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani.
Sementara itu, Kadinkes Gresik Saifudin Ghozali menyambut baik ketiga opsi tersebut. Tetapi, permasalahan tersebut harus dibicarakan dengan melibatkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Gresik.
Berkaitan dengan beasiswa bagi PNS dokter umum untuk menjadi dokter spesialis maupun putra dan putri Bawean yang diangkat jadi CPNS hingga beasiswa dokter spesialis.
“Kami minta BKD juga diundang untuk masalah beasiswa dan rekrutmen dokter spesialis ini. karena statusnya nanti diangkat menjadi pegawai negeri,” tutupnya.