Wakil Ketua Komisi I DPR RI Bambang Kristiono menyoroti pembangunan Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di Nusa Tenggara Barat karena berada di tempat yang kurang strategis. Diketahui BTS BAKTI itu berada di lembah, yang seharusnya berada di dataran tinggi. Menurutnya, jika BTS berada di pegunungan, mungkin daya jangkaunya akan lebih maksimal.
“BTS tidak boleh terhalang gunung. Baru setengah kilometer sinyal sudah hilang. Padahal sebagaimana yang saya dengar jangkauannya sampai bisa radius 5 kilometer. Saya kira ini yang jadi koreksi kami bersama, agar ke depan di dalam pembangunan BTS-BTS itu bisa lebih terencana dengan baik,” ujar Bambang saat memimpin Tim Kunspek Komisi I DPR RI meninjau BTS di Desa Mekar Sari, Lombok Tengah, NTB, Kamis (23/1/2020).
Politisi Partai Gerindra itu menambahkan, pihaknya juga ingin memastikan kesiapan NTB yang akan menjadi tuan rumah MotoGP pada tahun mendatang. “Kita juga ingin memastikan layanan kepada tamu-tamu asing maupun lokal yang akan datang di perhelatan akbar tersebut bisa berjalan seperti yang kita harapkan. Yaitu memberikan akses kemudahan sebesar-besarnya terhadap komunikasi yang kita selenggarakan,” harapnya.
Dalam kesempaan yang sama, Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri mengatakan hampir 12 desa dan beberapa pondok pesantren telah dibantu oleh BAKTI Kominfo. Internet sudah banyak yang masuk ke desa-desa. Akan tetapi masih ada 30 titik blankspot, karena tidak terjangkau oleh internet.
“Lombok Tengah sudah menjadi tujuan wisata dan tentunya membutuhkan perhatian dari kita semua mengingat 2021 mendatang perhelatan MotoGP di Lombok nanti hampir 150 ribu tamu kita yang datang membutuhkan akses layanan internet,” kata Lalu Pathul dalam paparannya kepada Tim Kunspek Komisi I DPR RI.