Ibu Kota Sumatera Utara, Medan, dilanda banjir gara-gara hujan deras kemarin. DPRD Kota Medan pun mengkritik Pemko Medan yang dianggap tak siap menangani banjir.
"Belum (siap menangani banjir), ini kan langganan kita. Bukan lagi setahun sekali, bisa dua dampai tiga kali. Di rapat paripurna juga sudah kita sampaikan, itu harus menjadi prioritas Pemko Medan," kata Wakil Ketua DPRD Kota Medan dari Fraksi PKS Rajuddin Sagala, Kamis (30/1/2020).
Dia mengatakan selama ini koordinasi antar-dinas untuk penanganan masalah banjir di Medan buruk. Salah satunya soal pengerukan parit yang dinilainya terkadang hanya formalitas.
"Perumahan semakin banyak harusnya parit itu bukan hanya dikorek, tapi diperlebar juga. Pengawasannya juga lemah, mana yang sudah dikorek, mana yang belum itu kita minta datanya ke Perkim mereka tidak tahu itu. Sampai sekarang datanya tidak diberikan. Ada juga pengorekan yang sekedar formalitas. Belum lagi pembangunan aspal dibangun, parit belum siap. Supaya nanti kalau aspal dibuat, hujan, parit siap menampungnya. Itu tidak terjadi selama ini. Perkim jalan sendiri dengan programnya, PU juga jalan sendiri. Mereka tidak saling koordinasi," ujar Rajuddin.
Dia meminta Pemko Medan sering mengevaluasi pengerukan parit di Kota Medan. Rajuddin juga meminta pengawasan soal pengerukan parit dilakukan dengan ketat.
"Ketiga memberikan sanksi bagi mereka yang selama ini melakukan pelebaran jalan, yang tidak diselesaikan paritnya diberikan sanksi dengan tidak membayar sanksinya sampai tuntas," tuturnya.
Selain itu, Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Demokrat Ishaq Abrar M Tarigan mengatakan wilayah yang kerap menjadi langganan banjir ada di bagian utara Kota Medan. Namun, dia menilai drainase di kawasan itu tergolong sempit dan tersumbat lumpur.
"Di Medan utara sebagai hilir Kota Medan memiliki drainase yang sempit dan tersumbat oleh endapan lumpur serta sampah yang menyebabkan aliran air jadi terhambat. Padahal debit air semakin tinggi. Seperti Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli saat ini tidak jelas alirannya pembuangannya karena belum tersambungnya aliran ke Sungai Deli," ujar Ishaq.
Dia mengatakan aliran air yang harusnya menjadi alternatif ke Parit Busuk, Percut Sei Tuan, juga tertutup tumlukan tanah. Dia meminta Pemko Medan bekerja sama dengan Pemprov Sumut dan Pemkab Deli Sedang untuk mengatasi masalah banjir.
"Saat ini solusi yang tepat untuk dilakukan Pemko Medan adalah segera bersihkan drainase yang ada di Medan utara melalui Dinas PU bersama P3SU Kecamatan," ujarnya.
Sebelumnya, Kota Medan dan sejumlah wilayah di Sumut diguyur hujan deras sejak Selasa (28/1) malam hingga Rabu (30/1) dini hari. Hujan deras berjam-jam itu menyebabkan banjir di sejumlah wilayah termasuk Medan.
Kawasan Medan Labuhan menjadi salah satu yang paling lama direndam air. Banjir di kawasan itu juga menyebabkan sebagian warga harus mengungsi.