Merasa Diintimidasi Lurah, Kepling di Medan Surati Ketua DPRD

Sejumlah kepala lingkungan (Kepling) di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Medan Deli, Medan, menyurati Ketua DPRD Kota Medan, Hasyim. Dalam suratnya, para Kepling itu mengaku merasa diintimidasi oleh lurah.

Dilihat detikcom, Kamis (20/2/2020), surat itu ditandatangani oleh 12 orang yang disebut sebagai Kepling di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir.

Dalam suratnya, para Kepling menjelaskan kalau mereka keberatan saat Lurah Tanjung Mulia Hilir Hendra Syahputra meminta uang Rp 1 juta. Menurut mereka, Hendra meminta uang untuk pembayaran program pengelolaan sampah.

Permintaan uang itu disebut dilakukan pada 27 Desember 2019. Namun pada 10 Januari 2020, ada enam Kepling yang dipanggil oleh BKD Kota Medan untuk dipertemukan dengan Camat Medan Deli.

"Pada kesempatan tersebut, Camat Medan Deli memerintahkan lurah untuk mengembalikan dana dimaksud kepada para Kepala Lingkungan, dan dana itu telah dikembalikan oleh Lurah," demikian kalimat dalam surat itu.

Namun menurut para Kepling, usai uang dikembalikan mereka malah merasa diintimidasi. Mereka pun menyurati Ketua DPRD untuk meminta bantuan atas masalah ini.

"Namun, setelah dana dikembalikan kami merasa diintimidasi oleh Lurah Tanjung Mulia Hilir. Untuk itu maka kami menyampaikan keluhan ini kepada yang terhormat Bapak Ketua DPRD Kota Medan untuk bisa mengambil kebijakan agar sikap arogan tersebut di atas tidak terjadi lagi," tulis para kepling dalam surat itu.

Kepling 12, Yuspendra, membenarkan soal surat itu. Dia juga ikut meneken surat tersebut.

"Benar, tanda tangannya," ujar Yuspendra.

Dia menyebut surat itu juga sudah dikirimkan ke Ketua DPRD Medan. Dia mengatakan bentuk intimidasi itu berupa kata-kata kasar kepada Kepling karena tak sepakat dengan program yang diusulkan Hendra.

"Dia selalu mengatakan memang bahasanya itu kan ada bahasa yang lembut tapi bahasanya itu 'kalian kan sudah digaji masalah kerja'. Kedua kadang-kadang bicara kasar," ujar Yuspendra.

Dia mengatakan kata-kata itu disampaikan Hendra secara langsung di hadapan para Kepling ketika rapat. Yuspendra pun mencontohkan masalah pembuatan sumur resapan yang menjadi polemik karena dinilai warga kurang bermanfaat.

"Pada saat itu warga dibebankan dengan biaya itu tadi. Warga kan kebutuhan beda-beda kalau ada manfaat nggak apa-apa gitu. Pada saat itu warga, bagus kita duit yang sedikit itu buat corkan ada parit sedikit dia nggak setuju malah dia marah, 'kalau kalian tidak mau, kalian kan sudah digaji dengan ini'," ucap Yuspendra.

Hingga kini, Yuspendra menyebut pihak DPRD belum memanggil mereka untuk dipertemukan dengan lurah. Dia mengaku dirinya dan para kepling menunggu tindak lanjut atas masalah ini.

Lurah Tanjung Mulia Hilir Hendra Syahputra juga sudah angkat bicara. Dia menepis adanya intimidasi terhadap para Kepling.

"Intimidasi tidak benar. Kita galakkan gotong royong bersihkan wilayah penekanan untuk bekerja," ujar Hendra.

Diposting 20-02-2020.

Dia dalam berita ini...

Hasyim

Anggota DPRD Kota Medan 2019-2024