Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

UPDATE Wabah DBD Merebak di Tangsel, DPRD: Enggak Perlu ke Rumah Sakit Pengobatannya

Anggota DPRD Fraksi Gerindra Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ahmad Syawqi turut menanggapi wabah penyakit Demam Berdarah Dengeu atau DBD yang telah menginfeksi 87 warga Tangsel. Ia mengatakan pelayanan kesehatan tingkat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesma) di Tangsel telah memiliki fasilitas kesehatan yang telah memadai untuk melakukan penanganan terhadap pasien pengidap DBD.

Hingga pasien yang terjangkit DBD tal perlu selalu dirujuk ke rumah sakit yang dituju dengan catatan sang pasien belum dalam kategori keadaan kritis yang memerlukan penanganan medis secara intensif. "Kan semua kader kesehatan tersebar di masing-masing wilayah Puskesmas dan juga Faskes (Fasilitas Kesehatan) juga sudah siap," kata Ahmad saat dikonfirmasi, Tangerang Selatan, Selasa (10/3/2020). "Jadi supaya enggak ada penumpukan pasien dan lain-lain, enggak harus lantas penanganan ke RSU (Rumah Sakit Umum).

"Kalau misalkan butuh cepat penanganan bisa langsung ke Puskesmas, karena banyak dokter stand by," sambungnya. Ia pun menuturkan program penanggulangan wabah penyebaran penyakit DBD telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel. Bahkan, ia menjamin ketersediaan tenaga serta fasilitas kesehatan telah dipenuhi oleh setiap Puskesmas maupun rumah sakit rujukan pasien DBD.

"Program (penanggulangan DBD) sudah diantisipasi ya, untuk dari pencegahan sampai penindakan. "Sejauh ini kan DBD sudah dapat penanganan serius dari pemerintah juga," ujar Ahmad. "Ini perlu disampaikan, sosialisasikan ke publik bahwa dokter itu stand by di Puskesmas. "Dengan begitu ada penanganan akhirnya banyak makan waktu. "Walau keadaanya genting jaraknya jauh dan lain-lain, akhirnya ada hal-hal yang tidak diinginkan," lanjutnya.

Diwartakan sebelumnya, sejak Januari hingga Maret 2020 tercatat 87 temuan kasus penyakit DBD di wilayah Tangsel. Bahkan, dari 87 temuan kasus itu dua pasien dinyatakan meninggal dunia akibat terjangkit DBD. 87 Kasus Demam Berdarah di Tangsel Didominasi Orang Dewasa. Meski terhitung temuan puluhan kasus terjangkit penyakit DBD di wilayah kerjanya, pihaknya belum menetapkan kasus tersebut dalam kategori kejadian luar biasa (KLB).

Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie sebut wabah penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD di wilayah kerjanya banyak menjangkiti warga yang terkategori usia dewasa. Hal itu dikatakannya terkait temuan 87 kasus warga terjangkit penyakit DBD yang tercatat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel pada tiga bulan pertama tahun 2020 ini.

"Rata-rata (usia) 28,5 tahun. Kemudian yang bulan Januari rata-rata 18 tahun. Sedang di Februari rata-rata usia 25 tahun. Tapi itu termasuk warga luar Tangerang Selatan tapi dirawat di sini," katanya saat ditemui di RSU Kota Tangerang Selatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Selasa (10/3/2020).

Meski terhitung temuan puluhan kasus terjangkit penyakit DBD di wilayah kerjanya, pihaknya belum menetapkan kasus tersebut dalam kategori kejadian luar biasa (KLB). "Belum, masih jauh (dari kategori KLB)," ucapnya.

Benyamin menuturkan beberapa langkah telah diintruksikan Pemkot Tangsel kepada tingkat Kelurahan dan Kecamatan untuk menanggulangi wabah penyakit DBD.

Langkah itu berupa kegiatan pengecekkan kebersihan lingkungan pada setiap lingkungan masyarakat dengan menyiagakan juru pemantau jentik (Jumantik) nyamuk Aedes Aegypti. "Saya sudah instruksi kepada para Camat dan Lurah untuk melakukan kebersihan lingkungan termasuk Jumantik ingin diaktifkan lagi di masyarakat. Karena kuncinya ini kebersihan lingkungan," jelas Benyamin.

"Lalu fogging itu kita lakukan. Tapi hanya sebatas untuk mengusir nyamuk dewasanya saja. Yang paling penting jentik nyamuknya yang ada di air bersih. Makanya kebersihan lingkungan dan jumantik, kemudian cuci tangan yang benar itu sedang kami kampanyekan," sambungnya.

Dua meninggal dunia

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menyatakan dua orang meninggal dunia dari 87 pasien yang dinyatakan terjangkit DBD.

Meski, ia tak merinci secara detail waktu dinyatakannya meninggal dua orang pasien terjangkit DBD tersebut. "Ada memang pada bulan apa itu, meninggal dua orang," kata Benyamin usai melakukan kunjungan terhadap pasien terjangkit DBD yang dirawat inap di RSU Kota Tangsel Pamulang, Selasa (10/3/2020). Ia menjelaskan dua pasien yang harus meregang nyawa itu terkategori masuk pada usia anak-anak dan dewasa.

Namun, Benyamin membantah penyebab kematian pasien yang didasari akan infeksi DBD. "Itu bukan karena DBD-nya tapi penyakit penyertanya. Yang meninggal satu anak-anak dan satu dewasa, semuanya dari Tangsel. Memang mereka DBD, tapi ada penyakit lain yang menyertai," ujarnya.

Bukan karena penyakit DBD

Pernyataan senada turut dipaparkan Plt Kadinkes Kota Tangsel Deden Deni yang mengklaim dua pasien meninggal itu bukan didasari penyakit DBD.

Ia megatakan bahwa dua pasien terbilang memiliki riwayat penyakit lain yang dideritanya saat terdeteksi positif infeksi DBD. "Ngga usah lah itu mah, kan kematiannya bukan karena DBD," kata Deden di kesempatan yang sama. Seperti Wakil Wali Kota, Deden juga enggan merinci secara detail waktu dinyatakannya dua pasien meninggal dunia tersebut.

Dirinya hanya mengatakan penyebab merebaknya wabah DBD dikarenakan musim penghujan yang mengguyur wilayah Tangsel dan sekitarnya. Hingga berdampak akan banyaknya genangan air di pemukiman warga dan menyebabkan perkembang biakan dari jentik nyamuk Aedes Aegypti. "Pasnya kapan yang jelas itu ada dua yang tadi disampaikan Pak Wakil (Wali Kota Tangsel) tadi. Yang penting penanganan ke depan pencegahannya. Memang lagi tinggi curah hujan awal bulan Maret ini," tandasnya.

Belum ada pengawasan khusus

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan Deden Deni mengatakan seluruh wilayah Tangsel turut tercatat memiliki data warga yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue. Hal itu dikatakannya mengingat 87 warga Tangsel tercatat mengidap penyakit DBD pada tiga bulan pertama di tahun 2020 ini.

Namun, pihakhya belum menetapkan kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan darurat wabah penyakit DBD. "Semua (wilayah Tangsel) juga ada (kasusnya) kan (tercatat), di bawah Puskesmas semua. Semua Puskesmas yang awasin di wilayahnya masing-masing," tutur Plt Kadinkes Kota Tangerang Selatan Deden Deni. "Nggak ada yang secara khusus diawasin, sejauh ini seperti itu," imbuhnya, saat dikonfirmasi di Pamulang, Tangerang Selatan, Selasa (10/3/2020).

Ia menjelaskan peningkatan tren penyakit DBD itu disebabkan cuaca hujan yang sedang memasuki wilayah Tangsel. Hingga berdampak akan banyaknya genangan air di pemukiman masyarakat dan menyebabkan jentik nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. "Dari bulan Januari kan masuk musim hujan dan diikuti wabah DBD tadi," jelas Deden.

Namun, Pemerintah Kota Tangsel mengklaim hingga saat ini tren temuan kasus pengidap DBD terus menurun. Data Pemkot Tangsel mencatat Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel hanya mencatat 13 pasien yang masih menjalani perawatan medis akibat positif DBD.

 

Diposting 11-03-2020.

Dia dalam berita ini...

Ahmad Syawqi

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan 2019-2024