Anggota Komisi VII DPR RI Andi Juliani Paris berharap Perusahaan Gas Negara (PGN) bisa mengembangkan jaringan gas (jargas) untuk industri dan masyarakat di daerah, terutama di daerah-daerah yang tidak memiliki sumber gas. Hal tersebut dikatakan Andi saat reses masa persidangan II Tahun Sidang 2019-2020 ketika mengunjungi PGN di Tambakaji, Semarang, Jawa Tengah baru-baru ini.
“Di sana, kami mendapati beberapa mobil yang membawa gas bumi dari Jawa Timur untuk didistribusikan ke masyarakat dan Industri di Jawa Tengah. Dan ternyata harga gas bumi tersebut jauh lebih murah. Bayangkan 15 kg gas elpiji setara dengan 12 meter kubik gas bumi. Harga satu meter kubik gas bumi sama dengan 4 ribu rupiah, jadi 12 meter kubik hanya 48 ribu rupiah. Sementara gas elpiji 15 kg harganya sudah lebih dari 48 ribu rupiah. Artinya ada saving bagi ibu-ibu rumah tangga dari penggunaan gas bumi melalui jaringan,” papar Andi.
Politisi Fraksi Partai Amanat Nasional ini berharap agar PGN bisa mengoptimalkan daerah-daerah yang memiliki sumber gas. Sementara untuk daerah yang tidak memiliki sumber gas seperti Kota Semarang, Jawa Tengah, juga bisa dikembangkan penggunaan gas bumi, melalui pipa-pipa (jaringan-jaringan gas) atau melalui alat transportasi darat atau laut.
Legislator dapil Sulawesi Selatan II ini juga berharap PGN mengedukasi masyarakat terkait harga jargas yang lebih murah dibanding gas tabung elpiji yang notabene merupakan impor dari negara lain. Tidak hanya itu, sosialisasi dan edukasi juga diperlukan untuk menjelaskan ke masyarakat bahwa penggunaan jargas untuk rumah tangga tergolong aman. Pasalnya tidak sedikit masyarakat yang masih khawatir atau takut menggunakan jargas karena rentan kebocoran.
“Jargas atau penggunaan gas bumi sangat aman, jangan khawatir bocor. Hal inilah yang harus terus disosialisasikan dan diedukasikan ke masyarakat. Saya sendiri sudah cukup lama menggunakan Gas bumi dengan jaringan di rumah, di Jakarta,” pungkasnya.