TENTARA Nasional Indonesia meminta tambahan anggaran untuk membantu penanganan wabah korona. Untuk percepatan penanganan wabah di berbagai lini, TNI membutuhkan tambahan anggaran sekitar Rp3,2 triliun.
“Saya laporkan bahwa saat ini kebutuhan anggaran yang belum terdukung sebesar Rp3,2 triliun,” ujar Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR secara virtual, kemarin.
Hadi menjelaskan, anggaran Rp1,4 triliun akan dimanfaatkan untuk membiayai pengerahan 90 ribu anggota TNI. Mereka dikerahkan untuk membantu penanganan wabah korona selama 150 hari.
“TNI akan dilibatkan dalam operasi kontingensi selama 90 hari dan dalam tahap rehabilitasi, serta tahap rekonstruksi selama 60 hari,” urai Hadi.
Sementara itu, sisa sebesar Rp1,8 triliun akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan di 109 rumah sakit milik TNI dalam menangani pasien virus korona yang dirawat di sana. Saat ini, TNI mendapatkan anggaran penanganan wabah dari refocusing anggaran
TNI tahun 2020 sebesar Rp196,8 miliar.
Pengalihan anggaran berasal dari Mabes TNI sebesar Rp25,7 miliar, TNI Angkatan Darat Rp39,9 miliar, TNI Angkatan Laut Rp64,5 miliar, dan TNI Angkatan Udara Rp69,5 miliar.
Dijelaskan Hadi, refocusing anggaran di Mabes TNI digunakan untuk alat laboratorium PCR sebesar Rp14,8 miliar, dan reagen kit khusus virus korona sebesar Rp10,9 miliar. Adapun refocusing anggaran TNI-AD, AL, dan AU digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti penyediaan alat pelindung diri hingga obat dan vitamin.
Anggota Komisi I DPR Effendi MS Simbolon mengapresiasi kerja TNI selama wabah. Personel medis hingga rumah sakit yang dimiliki TNI sangat membantu penanganan wabah korona.
Positif korona
Panglima TNI juga mengungkapkan terdapat 1.187 kasus virus korona baru atau covid-19 yang terjadi di lingkungan TNI. Dari jumlah itu, terdapat 55 orang yang positif terinfeksi virus tersebut. “Dari data yang ada di Mabes TNI, ada 1.187 kasus terkait covid-19, jumlah yang positif ada 55 orang,” kata Hadi dalam kesempatan yang sama.
Ia menjelaskan di lingkungan TNI, jumlah pasien dalam pemantauan (PDP) sebanyak 190 orang, orang dalam pemantauan (ODP) 873 orang. Selain itu, 54 orang sembuh, dan 15 meninggal dunia. “Ini setiap hari datanya masuk, sehingga kami terus perbarui terkait dengan perkembangan yang terinfeksi covid 19,” urainya.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menambahkan di lingkungan TNI-AD ada 463 orang yang dirawat terkait covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 285 orang militer aktif dan 178 PNS yang berkarya di lingkungan TNI-AD.
“Jumlah yang meninggal ada empat orang, satu orang TNI aktif dan tiga orang PNS. Dari yang meninggal itu ada dua orang dari tenaga medis,” tukasnya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Siwi Sukma Adji mengatakan di lingkungan TNI-AL ada 20 orang positif covid-19, ODP sebanyak 97 orang, dan PDP 32 orang. “Meninggal dunia sampai saat ini, satu dokter, lima purnawirawan, dan keluarga besar tiga orang,” kata Siwi.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna merinci sebanyak 346 anggotanya berstatus ODP, baik militer aktif maupun keluarganya serta PNS.
Menurut dia, 23 orang berstatus PDP, 25 positif terjangkit virus korona dari militer, satu dari PNS, dan delapan dari keluarga. “Dari yang positif, yang meninggal dua orang dari militer aktif, dan dua orang sembuh,” tuturnya.