Demonstrasi mengecam pembunuhan George Floyd oleh polisi di Minnesota, Amerika Serikat (AS) semakin meluas. Ribuan orang melakukan aksi turun ke jalan. Anggota Komisi I DPR Abdul Kadir Karding meminta pemerintah untuk melindungi keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di sana.
“Teman-teman KBRI harus bertindak cepat agar memberikan warning kepada para WNI yang ada di sana,” terang Karding, Senin (1/6). Selain itu, dia juga mengimbau WNI yang berada di AS untuk tidak perlu ikut-ikutan melakukan aksi demonstrasi. Sebab, kata dia, apa yang terjadi di AS merupakan urusan dalam negeri AS.
Menurut Karding, kerusuhan yang terjadi di AS menunjukkan bahwa cara atau pola kekerasan tidak lagi mendapatkan tempatnya di zaman modern ini. Itu menjadi contoh atau gambaran bagi semua aparat yang memiliki kekuasaan atau kewenangan lebih untuk tidak melakukan tindakan hukum yang melampaui batas-batas hukum itu sendiri.
Mantan Sekjen PKB itu mengatakan, Indonesia harus bisa mengilhami dan mereduksi tindakan-tindakan yang berlebihan atas nama apapun. “Baik atas nama agama, kelompok, suku, atau kelompok-kelompok tertentu bahwa cara-cara kekerasan tidak lagi tepat,” papar dia.
Menurutnya, kekerasan bisa muncul dimana saja, termasuk di AS yang disebut negara demokratis. Apalagi itu dilakukan oleh penegak hukum. Kekerasan tak boleh hanya diimbaukan saja, tapi harus diatur dalam aturan hukum yang tegas. “Sehingga siapapun melakukan kekerasan akan terkena hukum, baik orang tua ke anak, negara ke rakyat, penegak hukum dan objek hukumnya,” urainya.
Legislator asal Dapil Jawa Tengah itu menyatakan bahwa saat ini masyarakat mempunyai solidaritas tertentu, sehingga tidak boleh ada penindasan atau penzaliman karena dipastikan akan ada gerakan solidaritas. Hal itu i harus diantisipasi oleh pihak-pihak yang berkuasa, baik oleh negara, penegak hukum atau lainnya.
Selain kekerasan, lanjut Karding, rasialisme yang menjadi akar persoalan di AS juga menjadi masalah laten. Di Indonesia bisa dimaknai dalam kelompok-kelompok suku. Hal itu bisa terjadi karena orang yang seagama atau sesuku mempunyai ikatan emosional yang kuat. Apa yang terjadi di AS sebagai simbol bahwa memang tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip alami.
Karding menegaskan, tidak boleh ada lagi tindakan-tindakan yang merusak toleransi, kebersamaan, dan adanya pandangan sukunya lebih hebat dari suku lain. “Harus ada persamaan. Apalagi ini Hari Pancasila, nilai-nilai Pancasila harus betul -betul diaktualisasikan,” tegasnya.