Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Sofyan Tan mengatakan pihaknya mendapati Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sepi peminat di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
"Sekarang tidak ada orang tua daftarkan anaknya ke PAUD. Saya tidak tahu kalau di sekolah top, tapi di daerah itu kosong," ujarnya saat rapat dengar pendapat dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dan jajarannya, Senin (22/6).
Menurut laporan yang dia terima, hal itu karena sekolah PAUD jadi jenjang pendidikan giliran terakhir yang diizinkan belajar secara tatap muka di masa pandemi.
Alhasil, kata Sofyan, banyak PAUD yang tak punya pemasukan dan tak bisa memberikan gaji kepada guru dan tenaga kependidikan.
"Otomatis guru tidak punya gaji sama sekali. Guru TK terancam enam bulan tidak dapat gaji," lanjutnya.
Dihubungi terpisah, Direktur PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Hasbi mengatakan pihaknya sudah mengupayakan berbagai hal agar proses belajar di PAUD masih berjalan.
Ia menekankan selama masa pandemi, pembelajaran di PAUD masih berjalan dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Dari hasil survei yang kami lakukan, sejak memasuki masa pandemi 98 persen satuan PAUD telah melaksanakan kegiatan BDR [belajar dari rumah], baik melalui daring maupun luring," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Untuk memastikan PJJ berjalan lancar, pihaknya juga mengupayakan bimbingan teknis daring kepada 9.900 guru PAUD. Hasbi mengharapkan sejumlah guru tersebut dapat menyebarkan ilmunya ke tenaga kependidikan lain.
Ia mengatakan pihaknya sudah menyediakan sumber belajar daring secara gratis yang bisa diakses melalui situs milik Kemendikbud. Ini termasuk materi belajar untuk tingkat PAUD.
Selain itu, katanya, sekolah juga sudah diizinkan memakai dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD untuk biaya pelaksanaan PJJ maupun honor guru selama pandemi.
Untuk itu ia memastikan bahwa penyelenggaraan PAUD bakal tetap berjalan di tengah pandemi. Di tahun ajaran ini sendiri, tercatat sekitar 6,8 juta siswa PAUD di Data Pokok Pendidikan.
Selama pandemi, didapati sejumlah kendala selama proses PJJ pada PAUD. Salah satunya untuk satuan PAUD berskala kecil yang terkendala fasilitas.
Karena tak bisa melakukan PJJ, beberapa di antara mereka hanya bisa memberikan buku modul pelajaran untuk dipelajari siswa di rumah.
Beberapa PAUD bahkan merelakan kegiatan belajar terhenti tanpa pembayaran biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Akibatnya kepala sekolah dan tenaga pendidik ada yang tak punya penghasilan.
Namun selang beberapa bulan belajar di rumah, Mendikbud Nadiem Makarim mengizinkan PAUD memakai dana BOP PAUD untuk membayar honor guru dan fasilitas PJJ.
Sedangkan terkait proses belajar, Direktur PAUD Hasbi sebelumnya sempat menyatakan guru PAUD tidak boleh memberi tugas seperti jenjang pendidikan dasar saat PJJ. Dalam hal ini, siswa PAUD harus dibiarkan bermain sambil belajar.