Negara Harus Hadir Dalam Budi Daya Kopi Nusantara

Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema menyebut bahwa kehadiran negara dalam upaya budi daya kopi, khususnya di Nusa Tenggara Timur masih rendah. Bahkan ia menyebut justru LSM yang lebih berperan dalam budi daya kopi di Tanah Komodo tersebut. Menurutnya, regenerasi kopi di NTT masih kurang. Kopi-kopi yang ada justru berasal dari warisan lelulur para pendahulu di NTT.

Hal ini harus menjadi perhatian Pemerintah agar ada regenerasi kopi Nusantara. “Saya ingin tanya apakah ada itu soal regenerasi kopi? Nah kopi di beberapa tempat di NTT itu tidak mengalami proses regenerasi dan umumnya usianya sudah tua. Kopi yang ada di sana itu adalah warisan dari orang tua dan leluhur. Nah sementara potensi kopi di NTT itu luar biasa," ujar legislator asal NTT yang akrab disapa Ansy Lema ini saat RDP dengan jajaran eselon I Kementerian Pertanian, di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Rabu (1/7/2020). 

Ansy Lema menyebut minimnya regenerasi kopi di NTT disebabkan oleh minimnya pengetahuan dan tidak ada program pendampingan dari negara. Justru pendampingan hadir oleh LSM.  "Penyebabnya adalah karena pengetahuannya yang minim dan tidak ada program pendampingan. Padahal kopi NTT ada yang dikirim ke mancanegara. Nah kita ingin betul para ahli ini mendampingi masyarakat dan saya cek ke lapangan yang mendampingi selama ini hanyalah LSM, negara tidak hadir,” ujarnya.

Selain itu, pengelolaan bibit kopi pasca panen juga perlu mendapatkan perhatian negara. Ia pun meminta Kementan untuk serius dalam pembudidayaan dan pendampingan para petani kopi agar ada regenerasi dan tumbuh kembang yang lebih besar. "Selain itu juga pengelolaan pasca panen. Ini pengelolaanya juga tradisional dan butuh sentuhan pendampingan," tutup politisi PDI-Perjuangan ini.

Diposting 02-07-2020.

Dia dalam berita ini...

Yohanis Fransiskus Lema

Anggota DPR-RI 2019-2024
Nusa Tenggara Timur 2