DPRD Kota Surabaya mendorong Pemkot Surabaya serius dalam membantu dan mengawasi anak-anak sekolah online di Balai RW setempat. Salah satunya dengan memberikan tambahan paket data atau kuota internet untuk menunjang proses belajar online anak-anak kurang mampu
"Saya harapkan pemerintah memberikan bantuan terhadap (anak kurang mampu) dengan menambah paket (kuota internet)," kata Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Laila Mufidah dalam keterangan tertulis, Kamis (13/8/2020).
Mufidah menjelaskan pihaknya sudah berkonsultasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya, jika akan ada anggaran dari dana BOS (bantuan operasional sekolah) yang akan digunakan untuk membantu membeli paket untuk siswa. Namun, menurutnya hal tersebut tidak akan mencukupi, sebab untuk biaya operasional sekolah sendiri cukup banyak.
"Dari anggaran BOS sendiri, saya rasa tidak cukup, maka dari itu, Pemkot untuk memberikan bantuan di setiap masing-masing balai RW-RW agar bisa memuat banyak (anak)," ungkap Mufidah usai sidak di balai RW 03 Kelurahan Kendangsari.
Mufidah menyebutkan dalam sidak di RW 03 Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, pihaknya menemukan RW yang bisa menampung puluhan anak-anak mendapat akses internet gratis. Politisi asal PKB itu, meminta agar kuota ditambah supaya anak-anak yang membutuhkan bisa terfasilitasi. "Ini hanya 10 saja. Bagaimana bisa menjadi 10 atau 15 yang penting protokol kesehatan tetap dijaga," terangnya.
Selama pandemi, Laila juga mendapatkan keluhan dari masyarakat atau wali murid jika selama mengikuti pelajaran daring, paket data kian menjadi kendala. Oleh sebab itu, saat ini Pemkot Surabaya yang sudah memfasilitasi akses internet gratis di Balai RW untuk anak-anak kurang mampu bisa belajar daring, agar meningkatkan kapasitasnya.
"Kami mendorong agar semuanya terfasilitasi," ungkap Mufidah. Selain itu, pihaknya juga sempat mendapatkan laporan dari beberapa guru, selama diberlakukan sistem belajar online. Mereka kelelahan, karena harus 24 jam menerima laporan dari tugas dari siswa.
"Dengan begitu, membuat imun para guru menurun. Saat dilakukan tes, mereka banyak yang reaktif mungkin mereka kelelahan. Makanya mereka meminta saya menyampaikan ke Dinas Pendidikan," lanjutnya.
Sementara itu, Arifin Ketua RW 03 Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo menyampaikan jika fasilitas internet gratis di Balai RW 03 digunakan belajar dari dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 02. 00 WIB.
"Selebihnya kita juga bekerja sama dengan perpustakaan Pemerintah Kota, kita meminta bantuan buku-buku SD, SMP agar anak-anak tidak ke mana-mana, jadi biar fokus," ujar Arifin.
Arifin juga mengakui jika saat ini pihaknya belum menerima bantuan PC serta printer dari Pemkot Surabaya untuk menunjang belajar online untuk anak-anak kurang mampu yang tidak memiliki handphone.
"Belum, bisa dilihat sendiri selama ini kami masih menggunakan wifi yang lama. Sudah setahun lalu, belum ada yang baru," ungkap Arifin.
Arifin menjelaskan jika fasilitas wifi gratis di Balai RW 03 memang diperuntukkan untuk anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. "Kalau anak-anak dari keluarga yang mampu, bisa membeli paketan sendiri. Tapi kalau anak-anak kurang mampu ekonominya, saya pastikan di utamakan di sini. Agar orang tua mereka tidak terbebani dengan biaya-biaya seperti ini," lanjut Arifin.
Untuk mengatasi kuota internet terbatas, Arifin mengaku belajar online dilakukan bergiliran sebanyak tiga kali. Sedangkan untuk konsumsi anak-anak saat belajar daring, dana swadaya masyarakat yang digunakan.
"Ya swadaya, kadang juga dana dari saya sendiri. Kami berharap anak-anak tetap semangat belajar meski di tengah pandemi seperti ini," pungkas Arifin.