PAGU anggaran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) 2021 disetujui oleh DPR sebesar Rp675 miliar. Namun, anggaran itu dinilai masih kurang sebab tugas Perpusnas terbilang berat, yakni menangani rendahnya budaya literasi di Indonesia.
Untuk menyiasatinya, anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira menyarankan agar Perpusnas berkolaborasi dengan sejumlah kementerian atau lembaga terkait. Misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Komunikasi dan Informatika; Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
“Perpusnas jangan berjalan sendiri. Di tempat lain, masyarakat begitu mudah mengakses perpustakaan secara online, maka ini perlu dikembangkan. Perpusnas bisa menggandeng Kominfo sehingga semua informasi bisa terintegrasi,” tuturnya, Selasa (29/9).
Saat ini, Perpusnas sudah memiliki sederet aplikasi perpustakaan digital seperti ipusnas, Indonesia OneSearch (IOS), www.onesearch.id, e-resources.perpusnas.go.id, dengan koleksi lebih dari 13 miliar artikel untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa dan peneliti. Perpusnas juga memiliki layanan e-Khastara atau Khasanah Pustaka Nusantara.
Layanan digital ini disambut baik masyarakat, terlebih selama pandemi covid-19. Pengguna aplikasi iPusnas atau perpustakaan digital milik Perpusnas, misalnya, pada 2020 meningkat sekitar tiga kali lipat menjadi 94.833 dibandingkan jumlah pengguna pada 2019.
Masyarakat juga tetap berkunjung dan memanfaatkan layanan Perpusnas, dengan mengakses portal www.perpusnas.go.id. Pada 2018, pemustaka yang megakses Perpusnas secara daring sebanyak 5.980.466 orang, meningkat dari 2019 menjadi 9.793.174 orang.