Siapa Caleg 2024 untuk DPR-RI/ DPD-RI/ DPRD Prov. dan DPRD Kab./Kota-mu? Cek di sini...

Berita Anggota Parlemen

Gus Jazil : Empat Pilar itu Hasil Ijtihad Kiai dan Alim Ulama

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengungkapkan, dari sejarah kebangsaan Indonesia, Empat Pilar (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) sesungguhnya merupakan hasil ijtihad para kiai dan ulama. Karenanya warisan nilai-nilai Empat Pilar itu tetap harus diperjuangkan.

“Empat Pilar adalah warisan nilai-nilai yang menjadi ijtihad para kiai dan alim ulama dan itu hasil ijtihad. Apa yang sudah final ini, harus terus diperjuangkan,” kata Jazilul Fawaid dalam Sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Mathla’un Nawakartika, Kecamatan Citata, Pandeglang, Kamis (8/10).

Sosialisasi kerjasama MPR dan PCNU (RMI NU/Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama) Kabupaten Pandeglang dihadiri anggota MPR Rano Alfath, Pimpinan Pondok Pesantren, Ketua PCNU Kabupaten Pandeglang, Rois Syuriah PCNU.

Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, menyebut Empat Pilar sudah final dan harus diperjuangkan terus. Karena itu jika ada orang atau kelompok yang ingin mengganti Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika seperti sedang “ngelindur”.

“Karena itu para pemimpin dan kita semua harus memahami Empat Pilar,” ujarnya.

Gus Jazil menambahkan, Empat Pilar itu membuat Indonesia masih berdiri tegak. Sebab, kalau tidak ada Empat Pilar maka roboh negara ini karena Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika di kalangan NU disebut PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD NRI Tahun 1945).

“Itu yang membuat Indonesia kokoh, sampai hari ini,” papar politikus PKB ini.

Gus Jazil juga mengungkapkan peran Nahdlatul Ulama (NU), bisa dilihat dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Kalau tidak ada peran kiai dan ulama, bangsa ini tidak merdeka. Karena sejatinya, di kalangan kiai dan santri sudah ditanamkan cinta tanah air sebagian dari iman, hubbul wathon minal iman.

“Itu yang dikatakan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Jadi bagi NU, agama dan nasionalisme itu tidak bertentangan. Bahwa cinta kepada tanah air adalah bagian dari iman. Karena itulah Indonesia bisa merdeka. Tanpa pemahaman itu, kita tidak akan merdeka. Indonesia tidak mengalami masalah seperti negara-negara lain yang masih belum menemukan rumus antara agama dan negara,” jelasnya.

Kemudian lahirlah Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang saat ini diperingati sebagai hari santri. Seruan itu yang mendorong gerakan kepahlawanan 10 November di Surabaya. Semua itu didasari perjuangan para kiai dan santri. Sebab saat itu Indonesia belum mempunyai tentara.

“Dengan Resolusi Jihad umat Islam wajib hukumnya melawan penjajah,” pungkasnya.

Diposting 09-10-2020.

Dia dalam berita ini...

Jazilul Fawaid

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Timur 10