Habib Rizieq Syihab (HRS) kembali menjadi sorotan karena disebut akan memimpin revolusi di Indonesia. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia meminta polisi untuk mengusut pernyataan tersebut.
"Apabila ada yang mendorong HR untuk melakukan revolusi, seperti yang diteriakan di panggung orasi kemarin, pihak kepolisian harus mengklarifikasi peniup isu tersebut agar terang benderang dan mencari 'penumpang gelap' yang menyusupi aksi tersebut," kata Farah kepada wartawan pada Rabu (14/10/2020).
"Karenanya polisi harus mengusut pernyataan revolusi kemarin," imbuhnya.
Farah menilai Habib Rizieq tahu mana hal baik dan buruk bagi bangsa Indonesia. Menurutnya, revolusi bukanlah solusi.
"Saya yakin HR tahu mana yg baik dan mana yang buruk bagi bangsa ini. Dan revolusi bukanlah solusi," ujarnya.
Lebih lanjut, Farah menilai kata revolusi cenderung mengarah ke hal negatif. Ia menilai tak ada revolusi yang konstitusional.
"Misalkan dengan alasan revolusi, terlebih kata 'revolusi' cenderung mengarah ke konotasi negatif. Tidak ada revolusi yang konstitusional," ucap Farah.
"Kalau mau secara konstitusional; bentuk Partai, masuk legislatif, usulkan UU yang dimau," imbuhnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Shabri Lubis menyebut Habib Rizieq akan segera pulang ke Indonesia. Menurut Shabri, cekal dan denda terkait Habib Rizieq di Saudi sudah dihapus. Tanpa merinci soal cekal dan denda yang dimaksud, dia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Arab Saudi.
"Imam Besar Habib Rizieq Syihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi," kata Shabri dari atas mobil komando dalam unjuk rasa di Jakarta, Selasa (13/10).
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengungkapkan status Habib Rizieq dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih 'blinking merah' atau belum bisa keluar dari negara tersebut.
"Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini Nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih 'blinking merah'," kata Agus kepada detikcom, Rabu (14/10).