Masyarakat Bali hingga saat ini masih menjunjung tinggi adat istiadat, budaya dan gotong royong sehingga saling melindungi antar sesama. Kekuatan ini jualah yang mampu menciptakan Bali yang kondusif meskipun di berbagai daerah di Indonesia sedang marak aksi demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja.
Hal tersebut diapresiasi oleh Anggota Komisi I DPR RI Junico BP Siahaan usai memimpin pertemuan tim kunjungan kerja Komisi I DPR RI dengan Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Bali, di Badung, Bali, Senin (26/10/2020). Kekuatan budaya dari masyarakat Bali mempermudah pemetaan yang dilakukan Binda dalam melakukan pencegahan terjadinya suatu yang tidak diinginkan.
“Jadi antara kerja Binda Bali dengan dengan masyarakatnya sudah klop, jadi lebih mudah mensinergikan. Di sini dengan mudah akan terbaca betul jika ada yang mulai menggerakkan. Karena bukanlah kebiasaan masyarakat Bali untuk berdemo apalagi bertindak anarkis. Jadi kalau ada yang anarkis biasanya bukan orang Bali,” terang Junico.
Politisi PDI Perjuangan ini melanjutkan, sistem kekerabatan dan penataan masing-masing budaya di banjar-banjar menjadikan masyarakat Bali solid dan tidak mudah dipecah. Apalagi dimasuki paham-paham atau infiltrasi dari pemikiran-pemikiran dari luar Bali yang tujuannya merusak kredibilitas Bali. Masyarakat Bali akan melawan, karena mereka tidak mau Bali-nya dirusak.
“Ini adalah suatu bentuk dimana kekerabatan budaya ini kalau diperkuat, akan menumbuhkan budaya gotong royong dan kemudian ada proteksi yang kita sebut ‘nasionalisme lokal’. Dengan begitu mereka akan secara kompak menangkal apapun yang masuk untuk merusak. Ini kalau di daerah lain punya begini, (Indonesia) pasti akan kuat. Jadi enggak mungkin ideologi impor itu datang, masuk dan memecah-belah,” harap Junico.
Pada pertemuan tersebut, Kepala Binda Bali Brigjen Pol Drs Bambang Yogaswara menegaskan, demonstrasi Undang-Undang Cipta Kerja bukanlah isu yang menarik bagi masyarakat Bali. Masyarakat Bali secara sadar dan saling memgingatkan agar tidak melakukan aksi yang merugikan. “Ada respon dari generasi muda dan kalangan masyarakat yang memproteksi agar Bali tidak dirusak,” pungkasnya.
Tim kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Bali diikuti oleh Anggota Komisi I Yan Permenas Mandenas (F-Gerindra), Syaiful Bahri Anshori (F-PKB), Kresna Dewanata Phrosakh dan Hillary Brigitta Lasut (F-Nasdem), serta Jazuli Juwaini (F-PKS).