Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bakal menyelenggarakan Muktamar pada Desember 2020 mendatang. Agenda utamanya adalah pemilihan ketua umum periode 2020-2025.
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengatakan hajatan Muktamar tersebut merupakan islah antara PPP versi Muktamar Surabaya dan Muktamar Jakarta kubu Humphrey Djemat. “Terkait dengan islah. Ini muktamarnya sudah jadi momen islah,” ujar Arsul dalam konferensi pers di Kantor PPP, Jakarta, Senin (2/11).
Arsul menyebut, pihaknya juga terus berkomunikasi dengan PPP kubu Humphrey Djemat terkait hajatan tersebut. Tentunya agar bisa terlaksana dengan baik.
“Jadi Pak Humphrey diundang atau tidak, kami Insya Allah berkomunikasi gitu lho. Karena kita bingung juga kalau semua yang kita undang itu bisa datang, gitu ya. Supaya apa kami bisa mempersiapkan sebaik-baiknya siapa saja yang akan datang,” katanya.
Seperti diketahui, pada 2017, PPP sempat pecah dan terbagi menjadi dua kepemimpinan. Pertama, PPP versi Muktamar Surabaya dinakhodai Muhammad Romahurmuziy yang kemudian diganti Suharso Munoarfa. Lalu kedua, PPP versi Muktamar Jakarta dipimpin Djan Faridz yang belakangan mundur dan diganti Humphrey Djemat. Kedua kubu mengklaim kepengurusan PPP yang sah adalah miliknya.