Kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris di Pilpres Amerika Serikat (AS) karena Harris merupakan perempuan kulit hitam dan keturunan Asia Selatan. Terpilihnya Harris diharapkan membawa kedekatan psikologis antara AS dan Indonesia.
Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, secara khusus menyoroti terpilihnya Harris ini. Menurutnya, ini adalah salah satu bentuk komitmen AS dalam demokrasi.
"Ini kan wakil presiden perempuan pertama dalam 244 tahun sejarah Amerika Serikat merdeka, jadi ini bentuk bahwa kita happy bahwa Amerika mengukuhkan, menegaskan kembali komitmen terhadap demokrasilah dengan lahirnya perempuan kemudian dia mix dan dapat terpilih menjadi wakil presiden," kata Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid saat dihubungi, Minggu (8/11/2020).
Meutya pun menyinggung kedekatan psikologis antara Indonesia dan AS sewaktu Barack Obama menjadi presiden. Ke depan, ia berharap kedekatan psikologis ini dapat terbentuk kembali ketika Kamala mendampingi Joe Biden.
"Dari situ kita harapkan tentu ada kedekatan-kedekatan psikologis antara Indonesia dan Amerika Serikat, meskipun tidak sama ketika Obama tapi mungkin kita harapkan mirip-mirip kedekatan itu ada," jelasnya.
"Karena Kamala juga ada darah Asia-nya, saya prediksi dia akan menjadi semacam penghubung antara Amerika dengan kawasan Asia," sambungnya.
Selain itu, ia berharap pemerintahan di bawah Presiden Joe Biden dan Kamala dapat menerapkan pendekatan yang lebih soft power. Serta berkomitmen menuntaskan permasalahan HAM dan lingkungan.
"Dari pemerintah Demokrat kan biasanya mengangkat isu-isu terkait isu HAM dan isu lingkungan dan kita harapkan Indonesia atau Amerika Serikat bisa bekerja sama dengan baik terkait kedua isu tersebut. Termasuk isu yang sensitif bagi kedua negara," ungkapnya.
Harris sendiri telah bicara soal posisinya sebagai perempuan pertama yang menjadi Wapres AS ini. Simak penuturannya saat pidato kemenangan di halaman selanjutnya.
Seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (8/11/2020), Kamala Harris membuat sejarah sebagai perempuan kulit hitam pertama yang terpilih sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat. Senator California berusia 56 tahun ini juga orang pertama keturunan Asia Selatan yang terpilih sebagai wakil presiden, mewakili multikulturalisme yang lekat dengan AS.
Dalam pidato kemenangannya, Harris juga menyinggung torehan sejarah ini. Meski perempuan pertama yang jadi Wapres AS, Harris meyakini berikutnya akan ada perempuan lain yang memegang posisi ini.
"Meskipun saya mungkin wanita pertama di kantor ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir. Karena setiap gadis kecil yang menonton malam ini melihat bahwa ini adalah negara yang penuh peluang dan bagi anak-anak terlepas dari jenis kelamin Anda, negara kami telah mengirimkan pesan yang jelas: Bermimpilah dengan ambisi, pimpin dengan keyakinan," kata Harris dalam pidatonya, Minggu (8/11).