Ketua Komisi IV DPR RI Sudin meradang atas temuan sayur mayur (Hortikultura) impor beredar di pasaran.
Sudin mengatakan bahwa kejadian tersebut dianggap semakin mencekik kehidupan para petani sayur mayur di Indonesia.
Sementara Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, dianggap menutup mata dan dituding berbohong atas praktek impor sayur mayur yang terjadi.
Hal tersebut terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi IV DPR RI bersama Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Senin (17/11/2020).
Dimana dalam temuan Komisi IV DPR RI sayur mayur atau tanaman hortikultura itu tidak sepatutnya di impor, mengingat Indonesia sendiri masih merupakan negara pertanian sayur mayur.
Kondisi itu, disampaikan oleh Sudin dan Memiliki kaitan dengan permainan pengaturan impor di Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian yang beberapa waktu lalu, tercuat melalui pemberitaan media massa.
Dimana diberitakan adanya pengaturan impor yang dirancang di Hotel Pacific Place, Jakarta pada 5 Maret 2020 lalu.
Dengan melibatkan Anggota DPR dari Fraksi Partai NasDem, yakni Komisi IV Ahmad M Ali dan Komisi III Rusdi Masse Mappasessu, serta Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto sendiri.
"Tadi saya sudah pertanyakan, tapi dia (Prihasto Setyanto) tidak mau menjawab. Dan waktu itu kondisinya produksi pertanian di Indonesia bagus, makanya saya katakan tadi jangan ada bohong, jangan ada dusta. Mengapa sayur mayur seperti wortel bisa diimpor," kata Sudin kepada wartawan saat ditemui usai memimpin rapat kerja, Senin (16/11/2020).
Selain itu Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto, juga dituding terlibat dalam permainan impor sayur mayur di Indonesia sebagaimana disebutkan dalam pemberitaan media massa.
Terlebih atas pengakuan dari Prihasto Setyanto yang mengakui adanya pertemuan Hotel Pacific Place, dengan anggota Komisi IV DPR Ahmad M Ali.
"Dalam kesimpulan rapat tadi, pada poin delapan dia (Prihasto Setyanto) menyangkal dan mengatakan bahwa pemberitaan media itu bohong. Sementara dia juga mengakui adanya pertemuan di Hotel Pacific Place itu," tandasnya.
Sementara Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto, saat dikonfirmasi mengakui adanya impor sayur mayur yang diijinkan nya berupa wortel.
Sedangkan sejak tahun 2017, Indonesia sudah dilarang untuk melakukan impor wartel. Dia juga membantah keterlibatan nya yang ditudingkan terlibat mengatur impor sayur mayur.
"Memang ada impor untuk wortel selainnya itu bohong, saya tidak ada mengatur impor sayur mayur apalagi dikatakan mengetik RIPH impor itu bohong," pungkasnya.