Sekretariat Jenderal MPR RI mengemas kegiatan Sosialisasi 4 Pilar dalam bentuk Pagelaran Seni Budaya Gorontalo. Kegiatan diselenggarakan di Training Center Damhil Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Jl. Joesoef Dalie, Dulalowo Timur, Kota Gorontalo.
Acara yang berlangsung pada Sabtu (5/12) tersebut digelar sekaligus untuk mengenang Risno Ahaya, seorang seniman gambus tunanetra legendaris asal Gorontalo.
"Walaupun dalam suasana pandemi dan semua hadirin memakai masker tapi tidak mengurangi kemeriahan Pagelaran Seni Budaya Gorontalo dalam rangka kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI," ujar Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
MPR memilih seni budaya sebagai salah satu metode Sosialisasi 4 Pilar kepada seniman di Gorontalo. Menurut Siti, di dalam seni budaya mengandung filosofi yang berisi tuntunan untuk dijadikan panutan, selain sebagai tontonan. "Mudah-mudahan dengan Pagelaran Budaya Gorontalo ini bisa melestarikan seni Gorontalo agar tidak punah," ungkap Siti.
Ia menambahkan dengan pagelaran budaya ini, MPR telah melakukan dua hal, yaitu Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dan mendukung pelestarian seni budaya Gorontalo.
Dalam sambutannya anggota MPR RI Elnino M. Husein Mohi mengatakan dengan berkumpulnya para seniman senior dan junior dapat membangkitkan kembali semangat seni agar bisa melakukan perubahan.
Ia mengajak masyarakat bersama-sama Negara Kesatuan Republik Indonesia memahami beragam kebudayaan dan adat istiadat. Pagelaran seni disebutnya sebagai salah satu usaha untuk membangkitkan kembali seni di Gorontalo karena selama ini seniman di Gorontalo dirasa kurang mendapat perhatian untuk berkembang.
"Salah satu cara untuk mengamalkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika itu adalah lewat seni dengan menjaga adat istiadat dan kebudayaan kita. Indonesia tidak akan bisa merdeka tanpa ada seniman seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka adalah seniman bukan hanya sekedar politisi mereka bisa menulis puisi, prosa dan mereka bisa membuat tulisan-tulisan yang bisa mengubah pikiran banyak orang, " ulas Elnino.
"Karya seni puisi Khairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana serta karya tulis orang-orang cerdas yang hanya bisa masuk ke dalam pikiran kita yang paling dalam yang bisa membuat Indonesia," imbuhnya.
Ia menambahkan seni merupakan ujung tombak pembuat perubahan. Ia mengulas di Gorontalo nilai-nilai Pancasila sudah ada sebelum Pancasila dirumuskan, dan nilai-nilai di Nusantara itu yang dipertimbangkan oleh BPUPKI dan Panitia 9 dalam menyusun Pancasila dalam sejarah, seperti buhutawalama (terikat, teranyam) cerminan dari persatuan, Heluma (Musyawarah).
Hadir pada acara Festival Budaya Gorontalo itu, Elnino M. Husein Mohi, Anggota MPR RI Fraksi Partai Gerindra, Kepala Biro Humas MPR RI, Siti Fauzia, para mahasiswa dan ratusan budayawan yang tampak antusias menyaksikan acara kesenian.