DPR RI siap membahas penanganan benda-benda peninggalan sejarah dan budaya Kerinci, yang sempat menjadi perbincangan di tingkat Nasional. "Ya kita (Komisi III) ada rencana membahas persoalan benda peninggalan sejarah dan budaya di daerah, termasuk Kerinci," kata anggota DPR RI daerah pemilihan Jambi, Selina Gita, Jumat.

Menurut dia, pembahasan akan dilakukan setelah pelaksanaan reses. Informasi adanya benda-benda cagar budaya milik Kabupaten Kerinci yang dibawa ke Malaysia masih menjadi kajian di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Dikatakan, benda-benda sejarah yang menjadi kekayaan Indonesia tidak boleh dibawa keluar. Menurut informasi yang diperolehnya, benda-benda sejarah yang dibawa Pemkab Kerinci ke Malaysia hanyalah dalam bentuk replika dan foto-foto saja. Dan sudah ada pernyataan dari Bupati Kerinci, Murasman yang menyatakan tidak ada benda sejarah yang dibawa ke Malaysia.

"Tapi tetap ada tim yang dikirim pusat ke Malaysia untuk mengkaji kebenaran informasi tersebut. Sejauh ini kami belum mendapat laporan dari tim itu," kata dia. Sebelumnya, pembuatan museum di Kerinci yang diresmikan 18 April lalu menjadi polemik panjang. Sejumlah pihak menolak pembentukan museum tersebut, namun Bupati Kerinci, Murasman beranggapan museum itu hanya ajang promosi semata tanpa ada barang-barang cagar budaya Kerinci yang dibawa ke Malaysia.

Kekhawatiran sejumlah kelompok yang menentang museum Kerinci di Malaysia tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka ditakutkan nantinya akan terjadi pengklaiman budaya dan benda bersejarah milik Kerinci oleh Malaysia.

Apalagi, bukan hanya sekali Malaysia mengklaim budaya Indonesia sebagai milik mereka. Sebagai contoh, Reok Ponorogo dan Tari Pendet Bali yang diklaim malaysia sebagai warisan budaya mereka.

Sementara Bupati Kerinci, H Murasman, mengatakan pembangunan Museum Kerinci di Malaysia merupakan hibah dari warga Malaysia keturunan Kerinci untuk mempromosikan pariwisata, kebudayaan dan benda purbakala Kerinci dalam bentuk galery foto.