Sejumlah kendala dialami Provinsi Sumatera Selatan dalam upaya memulihkan perekonomian setelah terguncang krisis akibat pandemi Covid-19. Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan memberi perhatian pada persoalan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Diakuinya, penyerapan KUR di Sumsel sangat tinggi, namun ia memberi catatan terkait adanya data kontras, dimana meski penyerapan KUR tinggi, namun sektor pertanian, kehutanan dan perikanan justru mengalami kontraksi.
“Tentunya ini menjadi sebuah catatan untuk kami, seberapa besar KUR itu disalurkan ke sektor pertanian, perikanan, kehutanan, karena ketiga sektor ini yang mengalami kontraksi untuk wilayah Sumatera Selatan yang tentunya ini juga menjadi lahan untuk sumber pencarian atau mata pencarian dari warga Sumatera Selatan,” pungkas Hergun, sapaan akrabnya usai pertemuan Tim Kunker Reses Komisi XI DPR RI dengan Gubernur Sumsel Herman Deru dan Kementerian Keuangan serta stakeholder di Palembang, Sumsel, Senin (15/2/2021).
Legislator dapil Jawa Barat IV itu menambahkan, kebijakan penurunan suku bunga ke angka 3,7 persen oleh Bank Indonesia pun tak luput menjadi perhatiannya. Menurutnya hal itu menjadi sebuah pertanyaan, sebab, meski penyaluran Dana Pihak Ketiga (DPK) terserap naik 8,8 persen tetapi penyaluran kredit minus 2,4 persen.
“Tentunya ini menjadi pertanyaan bagi kami di tengah penurunan suku bunga dari Bank Indonesia, kok tidak ada pertumbuhan kredit. Alasan, mungkin karena adanya kenaikan NPL yang 3, 6 persen tapi ini saya pikir bukan merupakan sebuah alasan, nah ini juga kita pertanyakan,” tanya politisi Partai Gerindra itu.
Dalam hal ini, Hergun menekankan Komisi XI DPR berkomitmen mendukung agar pertumbuhan kredit khususnya di Sumsel dapat mengalami peningkatan. Diharapkan, dengan tumbuhnya kredit yang disalurkan secara otomatis pertumbuhan ekonomi sebuah daerah akan turut berkembang.