Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Soekartono mendorong para prajurit yang berada di Brigade Infanteri-2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur dapat terus mempertahankan kedaulatan pertahanan kelautan Indonesia dengan terus didorong kesiapan sarana dan prasarana yang berada di Brigif-2 Marinir dan pasukan Marnir-2 Sidoarjo, agar mampu bertempur melawan musuh.
“Kita mendorong supaya prajuritnya bisa mempertahankan tanah dengan baik, ya tentu karena sarana prasarananya harus dipersiapkan dari segala sisi dengan baik. Jangan kita menggunakan bambu runcing, mereka menggunakan nuklir, ya kalahlah perang,” ucapnya usai melakukan pertemuan dengan Komandan Brigade Infanteri 2/Marinir Kolonel Marinir Rudi Harto Marpaung beserta jajarannya, di Brigade Infanteri 2/Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/03/2021).
Anton memperhatikan kesiapan fisik prajurit yang ada. Apalagi ada pasukan katak dari marinr yang merupakan pasukan paling hebat Indonesia di dunia. Tentu asupan makanan dan gizinya perlu diperhatikan. Dalam pertemuan itu dipaparkan, kolam renang yang menjadi salah satu fasilitas utama yang ada di Brigif-2 Marinir. sangat penting untuk melatih kesiapan fisik juga latihan lainnya.
“Terus juga fisiknya bagaimana. Kita, kan, punya pasukan katak, pasukan yang paling hebat di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Tapi kalau makannya cuma 60-70 ribu, apalagi kalau mau latihan kolam renangnya belum ada. Jadi sarana prasarana dan kesejahteraannya kita tingkatkan,” tuturnya sembari menyatakan bahwa Komisi I sudah membentuk Panitia Kerja (Panja) Alutsista.
Senada dengan Anton, Anggota Komisi I DPR RI Bambang Heri Permana juga menyoroti kesiapan alutsita senjata. Terungkap bahwa peralatan yang ada sangat sedikit dengan kondisi yang saat ini tidak bisa dipakai, karena mengalami kerusakan berat. Belum lagi kondisi rumah dinas prajurit yang tidak sebanding dengan jumlah prajuritnya. Bambang mengusulkan perlu dibentuk matrix yang mengumpulkan setiap kesimpulan dari hasil kunjungan Komisi I ke setiap Brigif soal kondisi yang dialami Brigif, agar nanti dapat langsung dikoordiinasikan dalam rapat bersama Menteri Pertahanan.
“Kita lihat tadi paparan dari dan brigiftnya, peralatan misalnya ada 25. Rusak ringan 16, rusak berat misalnya 8. Ternyata semua enggak bisa dipake. Jadi, kan, berarti kesiapan dari Alutsista untuk Brigif-2 Marinir ini kurang atau tidak ada. Perumahannya dari 3.000 prajurit, hanya ada 79 rumah. Yang lain tinggal di luar. Kalau misalnya memerlukan pasukan segera, maka mengumpulkannya susah banget. Jadi, ini saya minta kepada Menhan atau Kasal akan kita ajukan. Memang enggak bisa bangun langsung banyak, tapi ada niat dan bertahap,” tutupnya.