Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai, di usianya yang ke-69 tahun, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) telah mencatatkan berbagai prestasi dan tumbuh menjadi institusi yang sangat diandalkan. Tidak hanya memiliki kemampuan tempur yang disegani dunia, Kopassus juga mampu melaksanakan berbagai tugas berat lainnya. Mulai dari operasi pembebasan sandera dengan kompleksitas resiko yang tinggi, hingga evakuasi korban di medan lapangan yang sulit dan ekstrem.
"Berbagai torehan prestasi yang telah diraih Kopassus jangan membuat terlena. Karena ke depan, tantangan yang dihadapi akan semakin kompleks dan bersifat multidimensi. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pasukan khusus dalam menjawab tantangan zaman juga harus menjadi sebuah upaya berkesinambungan, khususnya dalam menghadapi ancaman terhadap ideologi bangsa," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, di Jakarta, Jumat (16/4).
Ketua DPR ke-20 ini mengingatkan, saat ini dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global. Jika tidak siap dan waspada, bangsa Indonesia bisa tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas dan waktu. Berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.
"Konsepsi mengenai keamanan nasional telah mengalami pergeseran paradigma, di mana ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Tetapi, bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis," kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan ancaman yang bersifat ideologis tersebut hadir dalam beragam fenomena. Antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan masyarakat, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, munculnya sikap disintegrasi hingga separatisme, serta beragam bentuk ancaman lainnya yang menggerus sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa.
"Melalui derasnya arus globalisasi yang menembus batas-batas teritorial, ancaman ideologis tersebut semakin terasa nyata. Nilai-nilai asing yang merasuk melalui globalisasi mulai menggeser nilai-nilai kearifan lokal kita, adab sopan santun kita, tradisi dan seni budaya kita, dan segenap nilai-nilai ke-Indonesiaan kita," jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menekankan, hadirnya berbagai ancaman terhadap ideologi bangsa tidak dapat direspon dengan cara konvensional. Semisal hanya dengan memperkuat kekuatan militer dan persenjataan, atau membangun benteng-benteng pertahanan fisik untuk memagari wilayah nusantara. Di sinilah pentingnya membangun benteng ideologi.
"Setiap warga negara yang tinggal di setiap wilayah nusantara harus menjadi bagian NKRI. Saya sangat mengharapkan partisipasi dan peran segenap anak bangsa agar turut berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan dalam kerangka menumbuhkembangkan semangat nasionalisme dan membangun karakter dan wawasan kebangsaan. Dirgahayu Kopassus!” pungkas Bamsoet.