Indonesia di Bombardir Sembako Impor, Wachid: Pemerintah Gagal Menuju Swasembada, Para Kapitalis Menikmati

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejumlah barang konsumsi atau bahan pokok yang dinikmati masyarakat baik yang terhidang diatas mejanya maupun yang tersedia di dapurnya merupakan hasil impor dari sejumlah negara. Dan impor barang konsumsi ini mengalami kenaikan.

Sebut saja mulai dari garam, gula, kedelai, bawang putih, jagung, semuanya hampir hasil impor. Menanggapi hal tersebut, eks Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wachid mengaku miris melihat Indonesia sebuah negeri potongan surga ini di bombardir bahan kebutuhan pokok hasil impor dari sejumlah negara.

Wachid menilai, banyaknya bahan pokok hasil impor mencerminkan gagalnya swasembada pangan. Swasembada pangan dikatakan gagal, menurutnya, karena para pemangku kebijakan hanya mengedepankan janji-janji kosong.

"Swasembada beras, gula jagung, kedelai, bawang putih, garam maupun daging yang selalu di sampaikan para Menteri pembantu Presiden sejak era Gus Dur, SBY, Jokowi, hanyalah janji-janji politik lima tahunan saat para Menteri di lantik, ternyata sampai sekarang tidak terbukti," sindir Ketua HKTI itu kepada wartawan, Selasa (20/04/2021).

"Coba kita amati pasca Reformasi sampai sekarang Presiden Jokowi 2021 sudah 23 tahun bila di lihat dari neraca perdagangan, import pangan tidak malah turun, tapi malah naik terus, artinya Pemerintah gagal dalam menuju swasembada pangan atau ketahanan pangan," sambung Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah itu.

Apalagi, kata dia, impor pangan kecenderungannya selalu di buat sebagai komoditas politik. "Karena ada sesuatu yang bisa di nikmati para kapitalis yang bekerjasama dengan para pemangku kebijakan, apalagi kadang sengaja di buat impor besar di saat masuk tahun politik. Itu lebih gampang di buat cari pundi-pundi mensukseskan perpolitikan bila di banding membina Petani, Peternak untuk menuju swasembada," pungkas Anggota Komisi VIII DPR RI itu.

Impor barang konsumsi rata-rata mengalami kenaikan di kuartal I tahun ini. Mulai dari impor garam, jagung hingga bawang putih.

Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor garam misalnya di Maret 2021 sebanyak 299.736 ton. Artinya impor garam naik 275% dari Februari 2021 sebanyak 79.929 ton.

Sedangkan impor gula di kuartal I-2020 meningkat signifikan yakni sebanyak 1,93 juta ton atau naik 42,96% dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2020 yang tercatat sebanyak 1,34 juta ton.

Untuk impor selama Maret 2021 tercatat 711.535 ton dengan nilai US$ 303,31 juta. Realisasi ini naik tipis 0,63% dibandingkan dengan Februari yang sebanyak 707.109 ton dengan nilai US$ 280,2 juta.

Sementara itu, impor kedelai pada Maret sebanyak 255.296 ton atau naik 16,36% dibandingkan Februari yang tercatat sebanyak 219.401 ton. Kenaikan lebih signifikan yakni 52,27% jika dibandingkan dengan Maret 2020 yang tercatat sebanyak 167.663 ton

Selanjutnya, impor jagung pada Maret tercatat sebanyak 142.439 ton. Kenaikan 528,7% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 22.497 ton.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya kenaikan mencapai 229,6% dari 42.912 ton. Secara kumulatif, impor jagung sebanyak 379.910 ton atau naik 19,6% dibandingkan kuartal I-2020 sebanyak 317.642 ton.

Diposting 21-04-2021.

Dia dalam berita ini...

Abdul Wachid

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Tengah 2