Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Kampung Susun Akuarium Selasa (17/8/2021) yang dibangun persis di atas kawasan yang sebelumnya sudah rata dengan tanah atau menjadi puing reruntuhan akibat digusur pada 2016. Diresmikannya Kampung Susun Akuarium ini bukan sekedar menjalankan janji kampanye, tetapi lebih menunaikan kodrat seorang pemimpin yang tugas utamanya adalah menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat.
Untuk itu, Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, pembangunan Kampung Susun Akuarium yang sebelumnya sudah rata dengan tanah akibat digusur menjadi pembuktian bahwa di tangan pemimpin yang amanah, menghadirkan keadilan sosial bukan sekedar jargon tetapi sebuah aksi nyata. Membangun Kampung Susun Akuarium bukan hanya membangun fisik bangunan tetapi memulihkan dan membangun kembali kehidupan warga yang sebelumnya tidak menentu.
“Kampung Susun Akuarium adalah buah dari bertemunya kegigihan warga mempertahankan haknya dan pemimpin yang amanah akan janjinya. Yang dibangun Pak Anies bukan sekedar fisik bangunan tetapi membangun sebuah harapan akan kehidupan dan masa depan warga yang lebih baik. Jika kita kilas balik ke belakang saat rumah warga di kawasan ini digusur, sulit membayangkan kalau saat ini di atas tanah yang sudah rata atau tinggal puing tersebut kini berdiri sebuah Kampung Susun yang sangat indah dan nyaman. Namun di tangan pemimpin yang berani mengambil risiko untuk menepati janjinya, sesuatu yang sulit diwujudkan menjadi sebuah keniscayaan. Pak Anies membangun harapan dari puing reruntuhan,” ujar Fahira Idris di Jakarta (18/8/2021).
Menurut Fahira Idris, pembangunan Kampung Susun Akuarium dan beberapa kampung lain di Jakarta yang menggunakan konsep Community Action Plan (CAP) dimana warga dijadikan sebagai kreator pembangunan dan pemerintah daerah berperan sebagai kolaborator adalah model pembangunan modern yang saat ini diterapkan banyak kota-kota maju di dunia. Dalam setiap program pembangunan kota, warga dijadikan bagian dari solusi bukan dianggap sebagai masalah sehingga pembangunan yang dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan warga, bukan semata-mata kehendak pemerintah apalagi keinginan investor.
Untuk Kampung Susun Akuarium, lanjut Fahira, Anies Baswedan sudah menerapkan apa yang disebut dengan interaksi model City 4.0 seperti diterapkan banyak kota-kota maju di dunia. City 4.0 mengedepankan peran utama pemerintah sebagai penyedia platform dan warga sebagai co-creator persis seperti yang terjadi pada proses pembangunan Kampung Susun Akuarium di mana warga terlibat penuh sejak awal perencanaan hingga eksekusi. Hasilnya pembangunan Kampung Susun Akuarium tidak hanya memenuhi unsur kelestarian lingkungan, ketahanan bencana tetapi juga layak huni untuk keberlangsungan hidup warga Kampung Akuarium.
“Dengan model pembangunan kolaborasi ini, Kampung Susun Akuarium akan penuh dengan pemberdayaan mulai dari pengetahuan, ekonomi, jaringan, hingga pemberdayaan masyarakat. Jadi yang dibangun bukan hanya gedung atau rumah-rumah tetapi yang dibangun juga sebuah ekosistem yang mampu meningkatkan kualitas hidup warganya sehingga lebih berdaya terutama secara ekonomi. Jakarta dengan segala sumber daya nya memang sudah saatnya meningkatkan konsep pembangunan dan interaksinya dengan warga. Pemerintah jangan lagi hanya sebagai administrator dan fasilitator dan warga hanya sebagai residen dan partisipan, tetapi harus sudah melompat di mana pemerintah juga sebagai penyedia platform dan warga dijadikan sebagai co-creator,” pungkas Fahira.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah merampungkan tahap pertama pembangunan Kampung Susun Akuarium. Dari total lima blok yang direncanakan, dua diantaranya sudah selesai didirikan pada tahap pertama pembangunan, yakni blok B dan D. Artinya, kini 107 unit tempat tinggal yang ada di kedua blok tersebut siap untuk dihuni oleh warga gusuran Kampung Akuarium, Jakarta Utara.
Selain unit siap huni, pada tahap pertama pembangunannya, Kampung Akuarium juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung antara lain satu unit khusus kaum disabilitas, tiga kios usaha, hingga satu ruang galeri untuk memamerkan cagar budaya yang ditemukan di kawasan Kampung Akuarium.