Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo merespon video sejumlah tenaga kerja wanita atau TKW di Irak yang minta dipulangkan ke Indonesia.
Sejumlah TKW di Irak tersebut ingin pulang karena tidak tahan lagi kerap diperlukan tidak manusiawi oleh majikannya.
Karena itu, Rahmad meminta pemerintah untuk mengambil langkah yang tegas agar TKW di Irak tersebut berhasil dipulangkan ke Indonesia.
“Dengan adanya seperti ini, tentu kita dan pemerintah mengambil langkah tegas. Mereka adalah warga negara kita,” kata Rahmad kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Rahmad juga meminta pemerintah dalam hal ini Badan Pelindung Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mencari agensi yang mengirim pra TKW Indonesia itu.
Pasalnya, lanjut politisi Partai PDI-Perjuangan itu, yang bertanggung jawab penuh terhadap TKW itu adalah agensi.
“Yang bertanggung jawab dalam hal ini agen, BP2MI harus cari perusahaan tersebut atau agennya yang memperkerjakan itu. Kita harus tegas,” ucapnya.
Ia juga meminta agar dilakukan pemeriksaan terhadap para agensi itu apakah benar resmi terdaftar atau tidak. “Ini harus dicari, agar tidak terulang lagi,” sambung Rahmad.
Sebelumnya, beberapa video dari sejumlah TKW di Irak yang memohon agar secepatnya dipulangkan ke Indonesia
Seperti yang dituturkan Yuni Asih binti Suryadi, salah satu TKW itu mengaku diberangkatkan ke Erbil dengan sponsor atau agen bernama Nurbaeti.
Ia mengaku kerap mendapat tindakan kekerasan, seperti digunduli hingga tangannya ditusuk pakai garpu oleh majikannya.
Karena itu, ia meminta tolong agar secepatnya bisa dipulangkan ke Indonesia karena tidak tahan lagi.
Saya minta tolong, saya pengen pulang. Saya pengen pulang, pak. Saya minta tolong bantuan Bapak (Jokowi, red),” ucapnya.
Sementara, Munir binti Rasyidul Farid juga mengaku diberangkatkan secara illegal oleh sponsor yang sama dengan Yumi, yakni Nur Baeti.
“Saya dulu dijanjikan kalau kerja di Erbil itu enak, gajinya besar, banyak bonusnya,” jelasnya.
Selain itu ia juga dijanjikan pekerjaan di sana ringan dan ada liburnya. “Ternyata pas sampai ke sini saya sengsara. Gak ada libur. Boro-boro libur, istirahat aja gak ada,” akunya.
"Di sini mereka disiksa oleh para agensi,” imbuhnya. Menurutnya, sang majikan galak dan kerap mendapatkan kerjaan berat.
Ia memohon agar Presiden Jokowi segera memulangkan dirinya ke Indonesia. “Saya gak kuat. Kerja capek,” katanya. "Tolong, ya, Pak (Jokowi, red). Saya ingin pulang ke Indonesia,” tegasnya.
Permintaan sama juga datang dari TKW di Irak lainnya, Anggi, asal Cirebon yang mengaku sudah setahun bekerja di Zahro, Irak.
“Saya mau meminta tolong kepada Bapak Presiden Jokowi, gubernur, bupati agar bisa memulangkan aku dari negara Irak ini,” ungkapnya.
Menurutnya, negara Irak sedang tidak aman, penuh konflik, dan penuh dengan suara bom beserta tembakan.
“Kami pernah mengeluh, para PMI di sini pernah mengeluh pada KBRI, tapi pihak KBRI tidak pernah merespon kami,” bebernya Selain itu, katanya, pihak KBRI tidak bisa memberikan solusi.
“Bahkan teman-teman para PMI yang sudah berusaha untuk mendapatkan perlindungan dari mereka, dari pihak KBRI, mereka harus kabur,” jelasnya.
Tambahnya, para PMI akhirnya meminta bantuan kepada lembaga-lembaga di Indonesia dan tak ada hasilnya. “Mereka pun tak tahu harus bagaimana,” ujarnya.
Ia berpendapat bahwa pihak KBRI Baghdad tidak bisa memberikan perlindungan kepada para PMI.
“Kekerasan orang-orang agensi pun merajalela. Jadi saya pribadi dan para PMI memohon bantuan kepada Pak Jokowi, gubernur hingga bupati agar bisa memulangkan kami, sekian,” tandasnya.