Anggota DPR RI, Abdul Wachid ikut menyoroti adanya kasus korupsi terselubung di PTPN sebagaimana diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/09/2021).
Wachid yang juga sebagai Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) justru mengaku tergelitik dengan penjelasan yang disampaikan Erick Thohir terkait adanya korupsi terselubung di PTPN.
"Lucu, sudah tahu ada penyakit itu (korupsi terselubung) kenapa tidak ambil tindakan konkret. Ini malah sibuk bikin holding gula. Holding ini juga belum tentu bisa mengurai benang kusut yang terjadi di PTPN," sindir eks Anggota Komisi VI DPR RI itu.
Wachid mengatakan, persoalan yang terjadi di PTPN tidak terlepas dari lemahnya leadership.
"Sudah menahun penyakit korupsi terselubung di PTPN. Ini terjadi karena tidak ada kepemimpinan yang kuat di kementerian BUMN. Saya perhatikan tidak ada Menteri BUMN yang punya visi kuat soal kemandirian dan kemajuan industri gula tanah air. Semuanya hanya lips service dan bicaranya hanya tataran permukaan saja," tegas Anggota Komisi VIII DPR RI itu.
Wachid menegaskan, swasembada gula tidak akan pernah tercapai jika persoalan mendasar seperti korupsi terselubung tidak mampu di atasi.
"Korupsinya belum disikat maka sulit PTPN bisa bangkit. Holding Sugar Co bukan solusi yang relevan tapi berpotensi menambah keruwetan baru dan ujungnya rakyat dalam hal ini petani tebu dan pelaku industri kecil sektor gula yang akan terus menderita," pungkas Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah itu.
Diketahui, dalam Raker dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/09) Menteri BUMN Erick Thohir menyebut utang yang membelit PT Perkebunan Nusantara (Persero) atau PTPN secara grup sebesar Rp 43 triliun merupakan korupsi terselubung. Utang tersebut menggunung sejak lama.
"PTPN punya utang Rp 43 triliun. Ini merupakan penyakit lama dan saya rasa ini korupsi terselubung yang memang harus dibuka dan harus dituntut yang melakukan ini," kata Erick.