Komisi VI DPR RI Daeng Muhammad meminta anak perusahaan PT Telkom, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk memperjelas strategi kompetisi dalam bisnis telekomunikasi. Hal ini bertujuan agar Mitratel mampu berkompetisi dengan para pemodal (capital) untuk mendapatkan Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp24 triliun dalam rangka pengembangan bisnis. Daeng mengatakan hal ini, sebab menurutnya undang-undang telah memberikan keterbukaan bagi siapa pun untuk dapat berbisnis dalam dunia telekomunikasi.
“Strateginya seperti apa, pengembangannya seperti apa? Sehingga Mitratel mampu berkompetisi dengan para pemodal dari IPO yang ditarik sekitar Rp24 triliun itu. Jadi, apa saja yang ingin dilakukan?” tanya Daeng dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut PT Telkom Indonesia dan Dirut Mitratek terkait pembahasan progres IPO Mitratel, di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (10/11/2021).
Anggota Fraksi PAN DPR RI ini juga meminta kejelasan sikap optimistis Mitratel yang akan lakukan IPO pada pertengahan Bulan November 2021. Sebab, menurutnya, jika dilihat dalam pertengahan bulan Juni tahun 2021, laba bruto yang dimiliki Mitratel sekitar Rp1,6 triliun. Namun, memiliki beban usaha sekitar Rp1,3 triliun yang dikurangi dengan beban pajak dan lain-lain, maka keuntungan bersih sekitar Rp700 miliar.
“Yang saya pertanyakan adalah jika IPO ini sukses dilakukan oleh Mitratel ketariklah uang yang tadi dilepas saham Mitratel itu sekitar 25 persen ke publik. Artinya, publik mampu menguasai dan mengambil bagian saham Mitratel sekitar 25 persen, yaitu setara nilainya sekitar 24 triliun,” tambah Daeng.
Diketahui, PT Mitratel adalah anak perusahaan PT Telkom Indonesia yang bergerak sebagai provider bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur bagi beberapa operator telekomunikasi di Indonesia. Harga saham yang ditetapkan oleh Mitratel yakni Rp800 per saham yang akan berlangsung pada tanggal 16-18 November 2021 dan listing di bursa saham pada 22 November 2021 mendatang.