Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti mengapresiasi program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang mampu meningkatkan mutu dan relevansi perguruan tinggi agar dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saing bangsa. Program MBKM merupakan kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
"Program MBKM ini luar biasa bagus, kita semakin menjadi paham dan semakin tahu dengan detil bahwa kebijakan dari Kemendikbudristek ini bagus, dari mulai niatnya, tujuannya, dan bagus juga untuk mahasiswa serta Perguruan Tingginya,” jelas Agustina usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Panja MBKM Komisi X DPR RI ke Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021).
Dirinya melihat, program MBKM ini memberikan kesempatan dan ruang yang seluas-seluasnya bagi peserta didik untuk menghadapi dunia luar, tidak hanya mahasiswa tapi juga bagi para civitas akademika lainnya. Namun di sisi lain, ia menyoroti pentingnya dilakukan sosialisasi yang masif terhadap program MBKM, agar nantinya tidak menimbulkan kebingungan bagi peserta didik mengenai program MBKM itu sendiri.
Agustina mengatakan sosialisasi yang dilakukan terhadap program MBKM sebagian besar hanya dilakukan di media sosial. Penting menurutnya untuk dibuatkan beberapa pengaturan dalam bentuk Permendikbud untuk memberikan definisi yang sejelas-jelasnya terhadap program MBKM.
"Tentu regulasi yang disiapkan harus sangat teknis karena ini berkaitan antara Perguruan Tinggi, Mahasiswa, akademis, dan juga pengelenggara pendidikan. Nah ini ke depan harus diselesaikan dan saya kira dari Kemendikbud sudah luar biasa menerima seluruh masukan yang ada dan mudah-mudahan dalam waktu dekat segala sesuatunya bisa disesuaikan dengan baik guna memaksimalkan fungsi dari MBKM," ungkapnya.
Lebih lanjut Agustina mengungkapkan hasil dari pertemuan antara Komisi X DPR dengan para pemangku kepentingan bidang pendidikan tinggi nantinya digunakan sebagai resources untuk kemudian dilakukan proses perbaikan ke depan. Wakil rakyat dapil Jateng IV ini turut berharap kebijakan program MBKM akan tetap bertahan dengan dukungan yang besar dari Komisi X DPR.
"Tentu kemajuan bangsa kita sebagian besar ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan pendidikan. Tak akan mungkin kita akan maju, jika anak-anak kita mutu pendidikannya tidak bisa bersaing dengan dunia internasional. Namun kemajuan tentu tidak akan memiliki daya guna ketika idealisme dan ideologi tidak sesuai dengan cita-cita yang sudah ditanamkan oleh pendiri bangsa kita. Mudah-mudahan Pancasila selalu bisa memberi nyala dan lebih terang bagi kita semua untuk menuju kesejahteraan bangsa kita secara merata," tutupnya.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI Paristiyanti Nurwardani menyatakan keyakinannya terhadap program MBKM sebagai jembatan emas bagi mahasiswa dan dosen untuk mempunyai pembelajaran yang relevan antara dunia usaha dan dunia industri. Hal ini sejalan dengan pendapat Mendikbud RI yang mengatakan bahwa belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
"Mas Menteri (Mendikbud) juga menyatakan bahwa kegiatan MBKM merupakan percepatan untuk pemerataan kualitas pendidikan dan meningkatkan relevansi antara kurikulum pendidikan tinggi dengan dunia kerja. Terima kasih yang tak terhingga karena di Jawa Tengah ini mungkin yang paling besar implementasi untuk MBKM dan terima kasih atas dorongan Komisi X DPR yang telah mendorong kegiatan MBKM ini dengan sangat baik," tuturnya.
Kunjungan kerja spesifik Panja MBKM ke Universitas 17 Agustus 1945 Semarang yang sekaligus mengundang PTS lain di Kota Semarang untuk melihat dan menggali informasi secara langsung terkait implementasi kebijakan MBKM. Kunjungan kerja spesifik Panja MBKM Komisi X DPR RI turut dihadiri Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih (F-PKS) dan sejumlah Anggota DPR lain diantaranya Muhammad Nur Purnamasidi (F-Golkar), A.S Sukawijaya Alias Yoyok Sukawi, Debby Kurniawan (F-Demokrat), Fahmi Alaydroes (F-PKS), Dewi Coryati , Zainuddin Maliki (F-PAN), dan Rojih (F-PPP).