Viral Penumpang Numpuk di Soetta, Legislator PPP Kritik Lambat Antisipasi

Beredar video di media sosial yang menampilkan penumpukan penumpang yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjalani karantina sepulang dari luar negeri. PPP menilai hal ini efek dari lambatnya antisipasi dan penanganan menejemen karantina.

"Pemerintah terlalu lambat melakukan antisipasi dan penanganan menejemen karantina kesehatan bagi pejalan asal luar negeri, sehingga terjadi penumpukan dan kerumunan orang saat menunggu proses karantina kesehatan hingga berjam-jam lamanya bahkan sampai lewat hari," ujar anggota komisi IX DPR RI fraksi PPP Anas Thahir, kepada wartawan, Senin (20/12/2021).

Anas menilai, keadaan ini dapat menimbulkan munculnya cluster baru. Sebab para penumpang dinilai tengah dalam kondisi lelah.

"Keadaan ini malah bisa memicu munculnya cluster baru penyebaran covid omicron yang justru sedang kita cegah bersama-sama. Apalagi kondisi stamina para penumpang sedang berada di puncak kelelahan akibat perjalanan panjang di pesawat sehingga memungkinkan kekebalan tubuhnya sedang tidak dalam keadaan prima," kata Anas.

Selain itu, mahalnya biaya karantina juga dinilai mengakibatkan para penumpang semakin sengsara. Selain mahalnya biaya karantina, Anas juga menyinggung proses PCR yang lama dan sedikitnya petugas di bandara.

"Mahalnya biaya karantiana hotel yang disiapkan, maraknya petugas aji mumpung yang menjual makanan dan minuman dengan harga selangit, sedikitnya petugas di bandara yang disiapkan pemerintah, penanganan test PCR yang bertele-tele, telah mengakibatkan para penumpang makin sengsara," tuturnya.

Anas menilai perlu adanya tindakan cepat untuk memperbaiki keadaan. Selain itu, perlu adanya koordinasi antar pemangku kepentingan.

"Harus ada respons dan tindakan cepat dari aparat untuk memperbaiki keadaan ini sesegera mungkin. Kordinasi antar para pemangku kepentingan (Imigrasi, angkasa pura, BNPB, TNI-POLRI, gugus tugas dll) harus diperkuat tanpa saling menunggu apalagi saling melempar tanggungjawab. Ini situasi darurat harus ditangani dengan cara darurat," ujar Annas.

Diketahui Beredar video di media sosial yang menampilkan penumpukan penumpang yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta untuk menjalani karantina sepulang dari luar negeri. Video itu dinarasikan mereka diwajibkan karantina mandiri di hotel dengan biaya sendiri yang angkanya mencapai Rp 19 juta.

Tampak dalam video itu sejumlah orang berada di Bandara Soekarno-Hatta. Ada yang duduk dan banyak pula yang rebahan.

Narasi dalam video itu menyebutkan para penumpang itu sebagian besar tenaga kerja Indonesia atau TKI. Mereka disebut mengantre proses karantina ke Wisma Atlet tetapi kemudian diarahkan untuk karantina di hotel dengan biaya sendiri yang mencapai Rp 19 juta untuk 10 hari.

Penjelasan Satgas

Komandan Satgas Udara COVID-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono mengatakan peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 18 Desember 2021. Agus mengatakan penumpukan penumpang yang akan menjalani karantina itu terjadi karena adanya hambatan dalam proses karantina.

"Penumpukan itu ya terjadi karena Wisma Pademangan dan Wisma Pasar Rumput memang penuh saat itu," ucap Agus kepada detikcom, Senin (20/12/2021).

"Dan kebetulan saat itu lockdown Wisma Atlet Pademangan, kan ada (penularan) Omicron jadinya dibukalah (Rusun) Nagrak (tapi) Nagrak saat itu belum siap," imbuhnya.

Saat itu, menurut Agus, ada sekitar 800 orang yang mengantre. Penumpukan penumpang itu disebut terjadi sekitar 6-8 jam.

"Sabtu itu jam 11 baru (terurai), itu kan penerbangan Jumat malam juga imbasnya ke Sabtu pagi dini hari, sampai ke Minggu clear nggak yang ini, Pangdam pun melihat keadaan penumpukan itu. Minggu udah selesai, sampai sekarang pun udah sepi," imbuhnya.

Diposting 21-12-2021.

Dia dalam berita ini...

Sy. Anas Thahir

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Timur 3