Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung kepemimpinan KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU. Sekaligus mengapresiasi berbagai pengabdian KH Said Aqil Siradj yang telah memimpin PBNU selama 10 tahun (2010-2015 dan 2015-2020). Di tangan para kiai tersebut, PBNU terus menjadi kekuatan sosial bagi bangsa Indonesia dalam menghadirkan Islam yang rahmatan lil 'alamin.
"Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, dengan jumlah anggota mencapai 79 juta jiwa, NU tidak hanya menjadi kekuatan sosial bagi bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Sebagaimana diwariskan pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari yang menanamkan ajaran hubbul wathan minal iman, cinta tanah air sebagian dari iman. NU juga senantiasa menjadi kekuatan sosial dunia dalam menghadirkan Islam yang tasamuh (toleran), tawazun (seimbang/harmoni), tawassuth (moderat), dan ta'adul (keadilan)," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, di Bali, Jumat (24/12/21).
Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, rekam jejak Gus Yahya. Dia merupakan putra (alm) KH Cholil Bisri, pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin Rembang. KH Cholil Bisri adalah kakak kandung KH Mustofa Bisri (Gus Mus), sehingga KH Yahya Cholil Staquf adalah keponakan Gus Mus. KH Yahya Cholil Staquf juga menjadi santri (alm) KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta.
"Dalam kenegaraan, KH Yahya Cholil Staquf pernah menjadi Juru Bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tidak heran jika beliau sangat mewarisi jiwa toleransi dan pluralisme Gus Dur. Beliau juga pernah Anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2014-2019. Dengan berbagai pengalaman dan sepak terjang yang telah dimilikinya, baik dalam hal dakwah, organisasi, hingga kenegaraan, di bawah kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf, NU diyakini akan semakin solid dan besar," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, di tengah situasi dunia yang masih dihantui terorisme, NU telah menjadi benteng pertahanan dunia karena selalu dengan tegas menolak terorisme disamakan dengan jihad. NU senantiasa melawan tindakan teror yang dijalankan atas nama agama apapun dan oleh organisasi apapun. NU tidak pernah memberikan ruang bagi paham radikal, sekaligus selalu memberikan pencerahan kepada umat bahwa tindakan teror tidak dibenarkan atas nama agama.
"Salah satu tantangan terbesar lainnya yang harus dijawab NU kedepannya adalah bagaimana menggaet kalangan muda dan urban perkotaan. Sehingga basis NU tidak hanya hadir di berbagai desa, melainkan juga bisa menembus hingga jantung perkotaan," pungkas Bamsoet.