Anggota Komisi IV DPR RI Edward Tannur mengatakan bahwa meskipun penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di provinsi Sumatera Selatan yang saat ini sudah dinyatakan zero case alias tidak ada kasus, tetapi hal tersebut masih perlu diantisipasi karena virus ini sangat berbahaya dan cepat menular.
“Mungkin hari ini hewan tersebut belum tertular bisa jadi besok lusa menjadi tertular, karena ini virus yang berbahaya. Ini perlu diantisipasi,” kata Edward saat diwawancarai usai rapat kunjungan kerja spesifik Komisi IV DPR RI di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Jumat (2/9).
Legislator Fraksi PKB itu menjelaskan bahwa untuk antisipasinya pemerintah harus melakukan vaksinasi lebih awal meskipun baru sedikit vaksin yang dipesan tetapi hal ini bisa dioptimalkan dengan berbagai pencegahan lainnya.
“Dosis vaksin ini masih belum merata diberikan dan dibagikan karena baru sedikit yang dipesan, jadi sembari menunggu vaksin kita berikan pencegahan yaitu semacam pembatasan dan pembersihan kandang-kandang atau melakukan pencegahan lainnya,” ungkap Edward.
Legislator daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II itu mengatakan di Palembang memang pernah terjangkit PMK tapi kasusnya langsung ditangani dengan cekatan dan selesai sehingga kasus PMK langsung hilang.
Untuk itu, ia memberikan apresiasi karena dengan adanya penanganan yang cepat, tepat dan aman jadi tidak mustahil PMK ini bisa diatasi.
Pihaknya (Komisi IV DPR RI) sangat mendukung dan menganjurkan agar pembatasan-pembatasan karantina harus dilakukan pengecekan antara masuk keluarnya hewan.
“Jangan sampai ada hewan dari luar yang masuk menjangkiti hewan yang ada di Palembang,” tegas Edward.
“Kami (Komisi IV DPR RI) memberikan support maksimal kepada pihak pemerintah untuk bisa menemukan cara-cara yang terbaik terhadap penanganan virus PMK yang berbahaya ini. Jangan dianggap sepele, penyakit ini menular cepat sekali. Lebih baik kita mencegah daripada mengobati,” tutup Edward.