Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani menyoroti isu lingkungan dalam pertemuan parlemen dunia atau P20 yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Ia meminta agar dunia, khususnya industri mengubah cara pikir mereka dalam memanfaatkan alam untuk kegiatan produksi.
"Yaitu mengelola persaingan ekonomi global dan industri yang dapat berkontribusi dalam pemulihan lingkungan hidup. Industri tidak hanya mengambil dari alam tetapi juga harus dapat mengembalikan pemulihannya," kata Puan dalam pidatonya di Gedung DPR, Rabu.
Ketua DPP PDI-P itu menilai, pemulihan alam diperlukan untuk menjaga ekosistem yang baik.
Menurutnya, dibutuhkan kerja sama antar bangsa dan negara yang realistis serta nyata untuk menyentuh persoalan tersebut.
"Suatu program mitigasi dengan pemulihan yang dilakukan secara sistematis dan masif,” sebut Puan.
Parlemen pun dituntut untuk semakin menyadari peran strategis dalam penguatan kerja sama internasional antarparlemen untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Puan mengatakan, isu itu menjadi salah satu perhatian bersama antara lain di Sidang Majelis Umum IPU ke-144 yang digelar di Bali pada Maret lalu.
“Yang kemudian secara bersama berhasil sepakati Deklarasi guna mengarahkan parlemen di seluruh dunia dalam akselerasi berbagai langkah mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim,” tutur dia.
Puan melanjutkan, dalam mendukung amanat dari forum parlemen internasional itu, DPR telah mengambil langkah nyata untuk mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Caranya dengan memperkuat pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Langkah nyata tersebut, kata dia, diwujudkan dengan mengusulkan RUU EBT (Energi Baru dan Terbarukan) sebagai usul inisiatif DPR RI.
Selain itu, DPR juga disebut akan mulai menggunakan solar sel untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR.
Puan berharap, pertemuan P20 yang sangat strategis dapat mengambil komitmen dan langkah-langkah nyata dalam mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.
Selain itu, tambah Puan, terkait kompleksnya permasalahan global juga membutuhkan kerja bersama semua pihak.
"Tidak hanya pemerintah, namun juga parlemen, swasta, akademisi, ataupun masyarakat sipil," pungkasnya.