Rieke Sebut KTT G20 Harus Jadi Tonggak Revolusi Kemanusiaan

Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka mengatakan, semangat Konferensi Asia Afrika 1955, semangat KTT Non-Blok di Beograd 1961, tetap relevan, aktual, dan vital diimplementasikan saat ini.

Hal itu, lanjutnya, berpijak dari fakta bahwa kemajuan perekonomian dan teknologi telah gagal mengangkat harkat dan martabat manusia setinggi-tingginya. Karenanya, Rieke menyarankan agar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menghasilkan komunike bersama terkait kemanusiaan atau “Revolution of Mankind”.

“Saya merekomendasikan agar G20 menghasilkan komunike bersama, Revolution of Mankind seperti yang terpatri dalam arsip KAA 1955 di Bandung dan KTT Non-Blok Pertama 1961 di Beograd,” kata Rieke dalam keterangan tertulisnya kepada JawaPos.com di Jakarta, Rabu (16/11).

Rieke juga menuturkan, bahwa bisa dipahami mengapa Bung Karno dalam Konferensi di Beograd menggagas tentang revolution of mankind atau revolusi kemanusiaan yang tidak terjebak pada istilah perang atau damai, peace or war. Sebab, ini persoalan martabat manusia, martabat bangsa-bangsa. Bukan sekadar persoalan damai atau perang.

“Saya menolak siklus perang untuk damai, damai untuk perang. Saya pun tidak menerima argumentasi perang untuk dominasi ekonomi, dominasi ekonomi untuk perang,” tegas Rieke.

Dari gagasan Bung Karno dan pemikiran tersebut, perjuangan membangun tata dunia baru sudah seharusnya berintikan nilai-nilai dan rasa kemanusiaan.

Perjuangan ini ditandai bukan hanya dengan committed pada perjuangan mengejar perdamaian, namun committed pula pada perjuangan menghilangkan neo imperialisme dan neo kolonialisme.

“Juga committed kepada perjuangan untuk memberikan kehidupan yang bahagia kepada rakyat kita masing-masing,” tandas Anggota Komisi VI DPR itu.

Diposting 17-11-2022.

Dia dalam berita ini...

Rieke Diah Pitaloka

Anggota DPR-RI 2019-2024
Jawa Barat 7