Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyerukan perlunya penguatan kerjasama Parlemen tingkat regional untuk menghadapi berbagai tantangan kawasan mulai dari ketimpangan ekonomi, krisis kemanusiaan, hingga konflik. Dalam pidatonya pada sesi General Debate, Fadli menyatakan Asia sedang berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan utama dunia. Hal itu ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang kontinyu, bonus demografi, perkembangan teknologi, serta berbagai modalitas sosial dan budaya.
“Namun demikian, masih terdapat berbagai persoalan kawasan yang belum teratasi. Secara ekonomi, negara-negara Asia sangat diverse dari yang paling maju hingga yang masih tertinggal. Asia juga merupakan salah satu kawasan dengan tingkat konflik tertinggi di dunia sehingga akan sangat mempengaruhi dinamika global,” ujar Fadli saat memimpin delegasi BKSAP DPR RI saat menghadiri Sidang Parlemen Asia atau Asian Parliamentary Assembly (APA) sesuai keterangan tertulisnya kepada Parlementaria, Selasa (10/1/2023).
Beberapa persoalan seperti krisis kemanusiaan di Palestina akibat agresi militer Israel, pelanggaran HAM terhadap etnis Rohingya di Myanmar, diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis Uighur di Provinsi Xinjiang serta instabilitas sosial-ekonomi di beberapa negara Asia lainnya seperti Afghanistan, Suriah, dan Yaman masih belum terselesaikan. Lebih lanjut, Fadli menyebutkan beberapa tantangan kerjasama multilateral yakni adanya sikap standar ganda, sanksi unilateral, ketegangan geopolitik, unilateralisme, dan rivalitas antar kekuatan global yang turut menciptakan distrust dan kecurigaan antara satu negara dengan negara lainnya.
Oleh karena itu, Fadli mengungkapkan bahwa Indonesia mengajak seluruh anggota APA untuk keluar dari stigma tersebut dan fokus memperkuat kerjasama multilateral. "Melalui semangat multilateralisme, kita mesti memanfaatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan regional untuk membangun kawasan yang lebih maju dan stabil. Parlemen negara-negara Asia melalui APA harus menjadi agen perubahan dan tidak hanya menjalankan rutinitas seperti biasa,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.
Pada bagian akhir pidato, Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini mengajak seluruh Parlemen APA untuk meningkatkan peran dialog dan diplomasi parlemen dalam menyelesaikan berbagai persoalan konflik di kawasan dan menciptakan perdamaian. "Kita memiliki tanggung jawab moral dan institusional untuk mendorong kerja sama antar negara yang lebih erat, lebih kuat, dan lebih adil,” pungkas Fadli.
Sebagai informasi, Sidang APA yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Turkiye dan Sekretariat APA ini mencakup beberapa pertemuan pada level Standing Committee (SC) yaitu SC Political Affairs, Economic and Sustainable Development, Social and Cultural Affairs, dan Budgeting and Planning. Turut hadir Wakil Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera (Fraksi PKS) dan Putu Supadma Rudana (Fraksi Partai Demokrat) serta Anggota BKSAP DPR RI Darul Siska (Fraksi Partai Golkar), Himmatul Aliyah (Fraksi Partai Gerindra) dan Achmad Hafisz Tohir (Fraksi PAN).
Sidang APA ke-13 tersebut dibuka secara resmi oleh Presiden Dewan Nasional Turkiye yaitu Mustafa Sentop dan dihadiri oleh delegasi dari 26 negara Asia dan beberapa organisasi internasional. Rencananya, Sidang APA ke-13 ini akan ditutup dengan penandatanganan Deklarasi Antalya sebagai sikap bersama para anggota Parlemen Asia.