Anggota Komisi IV DPR RI Mindo Sianipar menyoroti penggunaan teknologi, berupa alat sensor dan drone untuk peningkatan kemampuan nasional dalam memproduksi pangan. Kedua teknologi ini, menurutnya, dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan efisiensi pupuk, di saat mahal dan sulitnya pupuk untuk ditemui dan pengurangan cost biaya petani.
“Selama ini kita dalam meningkatkan kemampuan nasional memproduksi pangan hanya berpikir bagaimana meningkatkannya, tidak pernah konsentrasi dalam rangka peningkatan itu harus berbasis peningkatan pendapatan petani. Saya ingin konsentrasikan peningkatan pendapatan petani, peningkatan pendapatan petani tidak langsung berbanding lurus dengan peningkatan produksi nasional. Karena itu, bagaimana mengurangi biaya-biaya yang harus dikeluarkan petani, itu yang harus kita pikirkan,” ujar Mindo dapat Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI bersama Eselon I Kementerian Pertanian yang dilakukan di Ruang Rapat Komisi IV, Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/01/2023)
Pemanfaatan teknologi seperti alat sensor dan drone dalam pertanian modern, menurut Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurangi biaya yang harus diperlukan petani. Oleh karena kedua alat ini dinilai dapat menjadi jawaban atas efisiensi penggunaan pupuk. “Tolong Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP, coba dibandingkan per 200 hektar yang anda rencanakan (untuk program) Taksi Alsintan itu, kalau dia menyemprot pupuk cairnya, kalau dia menyemprot pestisidanya dengan drone, berapa besar efisiensinya? ini nanti akan bisa diikuti oleh anggota dewan kalau cocok,” pungkasnya.
Legislator Dapil Jawa Timur VIII itu juga menyatakan bahwa dirinya saat ini tengah melakukan pengujian terhadap penggunaan drone yang dilakukan di beberapa lahan. Yaitu, lahan yang ada di Nganjuk dalam tiga bulan untuk dapat dilihat hasilnya. “Saya kira jangan sampai percobaan saya yang menjadi rujukan kita, haruslah percobaan pemerintah. Menurut perhitungan saya itu (drone) oke, tapi silahkan dikaji. Mari kita berlomba bagaimana mengurangi cost biaya petani,” tutupnya.